INDRAMAYU(SI) – Krisis air bersih akibat musim kemarau mulai dialami warga di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu.Untuk mendapatkan air bersih, warga terpaksa harus membuat sumur dadakan.
Kondisi itu dialami warga di Desa Lamarantarung dan Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi.Warga di kedua desa itu bahkan harus membuat sumur dadakan di sepanjang bantaran Sungai Cimanuk.Selain itu, ada pula warga yang membuat sumur di bekas saluran irigasi yang telah kering. Sumur-sumur dadakan itu memiliki kedalaman sekitar 6-7 meter. Jika beruntung, warga bisa mendapatkan air yang jernih dan berasa tawar.
Namur tidak sedikit warga yang kecewa karena air yang keluar dari sumur dadakan itu ternyata memiliki rasa asin.“Mau gimana lagi, air bersih sudah mulai sulit karena musim kemarau. Jadi membuat sumur dadakan terpaksa dilakukan warga,” kata Sunarto, 46,warga Desa Cangkring,kepada Seputar Indonesiakemarin. Air dari sumur dadakan itu akan digunakan untuk kebutuhan mandi,cuci,dan kakus (MCK),serta memberi minum ternak kambing.
Sedangkan untuk kebutuhan minum warga membelinya dari pedagang air keliling. Harga air bersih yang dijual pedagang keliling mencapai Rp1.500-2.000 per jeriken ukuran 20 liter. Dia mengaku pengeluaran untuk membeli air tersebut cukup memberatkan. Direktur PDAM Tirta Dharma Ayu Indramayu Suyanto mengatakan, pihaknya akan memberikan bantuan air bersih di lokasi-lokasi rawan air bersih.“Tanki air bersih akan dikirim untuk membantu warga yang kesulitan air bersih,” kata Suyanto.
PDAM sendiri telah menyiapkan ribuan liter air bersih.Selain di Kecamatan Cantigi, daerah rawan krisis air bersih saat musim kemarau, kerap terjadi di Kecamatan Krangkeng dan Karangampel.“Sejauh ini belum ada laporan di dua kecamatan tersebut.Namun jika memang mengalami krisis air yang sama, PDAM akan mengirimkan bantuan air secepatnya dengan menggunakan mobil tanki,”ucapnya.
Pendistribusian air bersih secara langsung juga dilakukan PDAM Kota Cirebon.“Memang di beberapa wilayah di Kecamatan Harjamukti seperti Perumnas,Kalijaga, dan Majasem, pasokan air bersih dari PDAM memasuki musim kemarau ini sering tersendat. Karenanya untuk mengantisipasinya, kami menyediakan empat tanki untuk menyuplai langsung,” tutur Direktur Umum PDAM Kota Cirebon M Sopyan kemarin. Sopyan menambahkan, pasokan air bersih untuk pelanggan di Kota Cirebon terkendala dari minimnya pasokan air dari Kabupaten Kuningan.
Saat ini,PDAM Kota Cirebon hanya diberikan pasokan sekitar 830 liter kubik per detik.“Karenanya, kami suda meminta kepada Kabupaten Kuningan untuk menambah distribusi sebesar 300 liter kubik per detik. Jika permohonan ini disetujui, kami yakin kebutuhan air bersih di Kota Cirebon bisa terpenuhi,”ujar Sopyan. Sementara itu,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang menganggarkan dana antisipasi darurat sekitar Rp500 juta.
Dana bersumber dari APBD Subang itu diantaranya untuk antisipasi terjadinya krisis air. Pemkab Subang mengklaim akibat musim kemarau panjang dan kerusakan hutan di Kabupaten Subang sudah ribuan hektare area pesawahan di daerah Pantura mengalami kekeringan. Sedangkan ratusan mata air yang diperuntukan memenuhi kebutuhan warga mengalami penyusutan. Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Subang Komir Bastaman menjelaskan, kondisi kekeringan area pesawahan baru diterima dari Kecamatan Pusakanagara.
Menurut dia, di kecamatan yang menjadi lumbung padi Kabupaten Subang itu luas area pertanian yang mengalami kekeringan itu sekitar 1.500 ha. “Ribuan hektare sudah kekeringan di kecamatan Pusakanagara, laporan sementara lebih dari 1.500 ha,tapi setiap tahun masalah ini terjadi,”kata Komir. (tomi indra/tantan sulthon/annas nashrullah)
Post Date : 11 Agustus 2009
|