|
BANDUNG--MIOL: Penumpukan sampah di Kota Bandung sudah mencapai 550 ribu meter kubik. Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung hingga Senin (22/5), belum bisa membuang sampah ke Kampung Pasir Bajing, Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, karena penolakan warga sekitar. Warga Bandung membuang sampah sampai ke trotoar. "Pengangkutan sampah ke Pasirbajing yang seharusnya dilakukan mulai Selasa (23/5) gagal lagi, karena masih perlu koordinasi dengan warga setempat. Tempat yang diperlukan untuk menampung sampah tidak bisa di Pasirbajing saja, karena daya tampungnya hanya 18 ribu meter kubik, padahal sampah yang bertumpuk sudah mencapai 550 ribu meter kubik," papar Wali Kota Bandung, Dada Rosada, usai menghadiri HUT Kodam Siliwangi di Bandung, Senin. Karenanya, pihaknya akan terus mencari lokasi lain, baik di Kabupaten Garut, Bandung, Purwakarta maupun Sumedang. Untuk sementara, dalam jangka pendek ini sampah akan diangkut ke dua lokasi sementara yakni di Pasirluyu, Buah Batu dan di Cikutra, Cibeunying Kidul, untuk beberapa hari ke depan. Dada memastikan, setiap kali ada lokasi baru ditolak oleh warga, pihaknya tidak akan memaksakan diri. Sekalipun, sebenarnya Pangdam Siliwangi sudah menyatakan kesediaannya mengawal truk-truk sampah. Sementara itu, Bupati Garut Agus Supriyadi mengungkapkan, penolakan warganya, bukan berarti tidak boleh Pasirbajing dipergunakan sebagai TPA. Pihaknya masih terus melakukan pembicaraan bersama warga dan pemilik tanah, di antaranya masalah kompensasi. "Warga meminta kompensasi berbentuk bantuan air bersih, juga dana pembangunan, yang nilainya hanya mereka yang tahu. Kami juga sudah menyediakan lahan lain di Cijapati seluas 105 hektare untuk digunakan," lanjutnya. Agus menambahkan, lokasi di perbatasan Kabuapten Bandung dan Garut itu adalah tanah milik Pemkab Garut. Area ini sangat memungkinkan untuk dijadikan TPA, namun perlu penataan infrastruktur. Seorang warga Pasirbajing, Ajip, 30, mengungkapkan, penolakan sudah dilakukan warga langsung kepada Gubernur Jabar, Wali Kota Bandung dan Pangdam III Siliwangi, ketika meninjau lokasi, Minggu (21/5). Warga sudah sepakat akan menghadang setiap truk sampah dari Bandung yang masuk ke wilayah itu, meski ada uang untuk mereka. Penolakan akan dilakukan oleh ratusan warga asal empat kampung di sekitar Pasirbajing, yakni Kampung Urug, Warung Peuteuy, Leuweung Tiis dan Pasirbajing. Mereka mengkhawatirkan kejadian longsor sampah, seperti di TPA Leuwigajah Cimahi, 2005. Selain itu, mereka mengkhawatirkan pencemaran air dan udara di wilayahnya. Sementara itu, di Kota Bandung penumpukan tidak hanya terjadi di tempat pembuangan sementara (TPS). Warga yang sampahnya sudah tidak diangkut lagi, membuang sampah secara sembarangan di pinggir jalan, juga di tengah trotoar jalan. Beberapa TPS yang masih menyimpan ratusan meter kubik sampah di antaranya di Jl. Puter, di Stasiun Bandung, Jl. Cicadas, JL. Cicendo, juga di Jl. Tamansari. Pembuangan sampah secara sembarangan dilakukan warga di Jl. Dago, Jl. Cihampelas, Jl. Astanaanyar, juga di beberapa jalan utama lain. (SG/EM/OL-02). Penulis: Sugeng Post Date : 23 Mei 2006 |