|
TASIKMALAYA (SINDO) Sebanyak 52 KK yang terdiri atas 198 jiwa, ditambah sedikitnya 100 orang penghuni pondok pesantren di Kampung/Desa Tenjonagara, Kec Cigalontang, Kab Tasikmalaya,sejak sebulan lalu terpaksa menggunakan air selokan untuk keperluan mereka sehari-hari. Pasalnya, sumur di rumah mereka sudah mengering dan tidak ada lagi sumber air yang bisa mereka konsumsi. Untuk mencapai sumber air di aliran selokan Ranca, warga harus berjalan kaki sekitar 500 meter, menyusuri kawasan hutan di perbatasan kampung tersebut. Sementara banyaknya warga yang mengambil air di kubangan yang berdiameter 100 cm itu dapat mengeruhkan air.Warga pun terpaksa harus menunggu lama atau terpaksa pulang tanpa membawa air. Setiap hari saya biasa mengantre seperti ini.Tak jarang subuh-subuh saya datang ke sini untuk mengambil air, karena takut didahului orang lain. Kalau sekarang,karena masingmasing warga takut keduluan, tak jarang saya sendiri terpaksa mengantre hingga beberapa jam, ungkap Yati, 35,warga setempat, saat ditemui SINDO, kemarin. Ketua RT 05/01 Atang mengatakan, setiap tahun memang warganya selalu mengalami kekeringan. Akhirnya mereka mengambil air dari selokan itu. Air itu kami pergunakan untuk kepentingan memasak dan minum sehari-hari, tandas dia. Sementara untuk keperluan mandi dan kakus, ujar Atang, warga biasa pergi ke kampung tetangga,menumpang di sumur warga lain. Yang kami harapkan sih pemerintah bisa mengirim air ke sini,khusus untuk keperluan memasak dan air minum seharihari. Sebab, kalau mengambil air terus di sana, saya takut banyak warga terkena penyakit, pungkas Atang. (nanang kuswara) Post Date : 01 September 2007 |