|
Padang, Kompas - Sumur-sumur keluarga di Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (14/8), mengering akibat kemarau. Untuk kebutuhan masak dan minum, warga bertumpu pada pasokan dari PDAM. Sejumlah warga hingga Selasa siang masih mengantre air bersih yang didistribusikan menggunakan truk tangki. Namun, tak semuanya bisa mendapat air bersih. Samsimarni (42) mengatakan, untuk kebutuhan air bersih, warga setempat sangat bergantung pada bantuan air yang didistribusikan lewat truk tangki PDAM. ”Air sungai tidak bisa dipakai karena menimbulkan gatal-gatal,” katanya. Ia menambahkan, sebagian warga menggunakan air minum isi ulang bila tidak mendapat jatah air bersih. Sebab, sebagian besar warga tidak tinggal di tepi jalan yang menjadi akses truk-truk tangki yang membawa bantuan air bersih. Seorang warga lainnya, Marnis (65), mengatakan, air sungai yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya hanya bisa dipakai untuk mandi dan mencuci. Untuk masak dan minum, keluarganya tetap mengandalkan bantuan air bersih. ”Bantuan air bersih itu diberikan pemerintah atau calon legislatif dari partai politik,” kata Lis (45), warga lainnya. Antisipasi pemda Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Dedi Henidal mengatakan, kemarin pihaknya sudah membeli 20 unit tangki berkapasitas masing-masing 3.000 liter. Itu termasuk 20 unit tangki yang menurut Dedi dikerahkan PDAM Kota Padang. Tangki-tangki itu didistribusikan ke sejumlah titik untuk diisi air dengan mobilisasi truk tangki PDAM, PMI, dan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang. Dedi menambahkan, macetnya pasokan air di kawasan itu disebabkan aliran air yang terlebih dahulu diprioritaskan untuk kolam-kolam warga di atasnya. ”Aliran air ke bawah terlambat. Diharapkan dalam dua hari atau tiga hari ini pasokan air bisa kembali normal,” ujarnya. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, sejak pekan lalu telah mengirimkan bantuan air bersih yang diangkut menggunakan truk tangki ke desa-desa yang kekurangan air bersih. Pemkab Trenggalek menilai, 35 desa di 12 wilayah kecamatan terancam bencana kekeringan. ”Kami telah mengantisipasi daerah-daerah yang rawan kekeringan itu,” ujar Kepala BPBD Pemkab Trenggalek Joko Rusianto yang dihubungi dari Tulungagung, Senin. Trenggalek punya cadangan dana penanggulangan bencana Rp 12 miliar dan dalam keadaan siap dicairkan Rp 4 miliar. (INK/ODY) Post Date : 15 Agustus 2012 |