Warga Ancam Tutup Saluran Air Mal MCS

Sumber:Republika - 23 Februari 2006
Kategori:Drainase
DEPOK -- Warga Kelurahan Pondok Cina mengancam akan menutup saluran air dari arah proyek Mal Margo City Square (MCS) bila pihak pengembang dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Depok tak mengindahkan rekomendasi peil (batas ketinggian air) banjir yang mereka ajukan. Warga menuding, keberadaan saluran itu mengakibatkan banjir ke permukiman warga.

Menurut Ucok Amsir, salah satu warga, air limbah MCS yang dibuang melewati saluran air menuju wilayah RW 01 Pondok Cina berpotensi menyebabkan banjir di daerah itu. "Dulu sebelum ada proyek Margo, Jalan Karet (letaknya bersebelahan dengan proyek MCS, red) tidak pernah banjir, sekarang tiap hujan pasti banjir," ujar Ucok kepada Republika, Rabu (22/2).

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Djuremi. Menurutnya keluhan warga sebenarnya sudah timbul saat proyek apartemen dan pusat perbelanjaan itu akan dibangun. "Sudah lama hal ini kita adukan ke dinas, dewan, dan developer, tapi tak pernah ditanggapi serius," kata Djuremi. Keduanya menerangkan, pertemuan antar warga, pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dinas, dan pengembang untuk membahas tentang saluran air itu sudah beberapa kali dilakukan. "Tapi sampai sekarang belum ada kejelasannya," kata Ucok.

Bahkan, Djuremi menambahkan, sepekan lalu juga diadakan pertemuan di ruang kerja Sekretaris Daerah. "Tapi ya lagi-lagi, buntu dan nggak jelas." Karenanya, Ucok menegaskan, bila pihak dinas dan pengembang tidak mampu menunjukkan itikad baiknya mengurusi saluran air itu, warga akan menutup saluran air menuju wilayah mereka dalam waktu dekat. "Jangan salahkan kami kalau warga sampai nekad menutup saluran air itu," ancam Ucok.

Sekretaris LPM Pondok Cina, Munir, membenarkan keluhan warga tersebut. Menurutnya, LPM selama ini sudah berupaya menjembatani keinginan warga kepada dinas dan PT Puri Dibya Property sebagai pengembang. Warga, kata Munir, hanya menginginkan pihak pengembang membuat saluran pembuang air pembagi di Jalan Karet yang langsung menuju Kali Ciliwung.

Saat pertemuan di ruang Sekda, lanjut Munir, pembuatan saluran air pembagi itu itu sudah disepakati. Bahkan Detail Engineering Design (DED)-nya dijanjikan akan siap dalam satu minggu. "Tapi kenyataannya sampai sekarang itu juga tidak jelas," kata Munir. PT Puri Dibya Property melalui kepala proyek MCS, Hendro, menegaskan, pihaknya sudah menyerahkan persoalan saluran air itu kepada dinas terkait (DPU). "Sudah, saya tidak tahu-menahu urusan itu. Semua sudah dibicarakan dengan LPM dan PU, kita ikutan saja," katanya ketus.

Hendro pun mengaku sia-sia memberikan keterangan kepada Republika dengan alasan apa yang dikatakannya akan ditulis berbeda. "Percuma saya ngomong dengan wartawan, saya ngomong benar nanti yang ditulis berbeda," ucapnya masih ketus. Kepala Bidang Bina Marga DPU Kota Depok, Latif Djanuarso, menjelaskan, masalah saluran air itu masih dibicarakan dan dirumuskan untuk dicari solusi terbaiknya. "Intinya kami terus mencari cara agar air yang melalui saluran menuju Kali Cina itu bisa tereduksi," tutur Latif.

Di antara rekomendasi yang sudah disampaikan ke pengembang MCS, kata Latif, yaitu dengan membuat sumur-sumur resapan di lingkungan proyek. "Bukan saja kepada Margo City, tapi kita juga merekomendasikan pembuatan buffer itu kepada Depok Town Square yang berseberangan dengan Margo City," jelasnya. Mengenai tawaran warga yang meminta dibuat saluran air pembagi di Jalan Karet, Latif mengaku masih menunggu persetujuan warga yang langsung terkena dampak bila saluran air itu jadi dikerjakan. Bila warga telah setuju, katanya, maka saluran itu siap dikerjakan. "Anggarannya sudah ada, tapi kita perlu persetujuan warga yang langsung terkena dampaknya bila jadi dikerjakan nanti," ujar Latif.(n c42 )

Post Date : 23 Februari 2006