|
SALATIGA - Sekitar 2.000 pelanggan PDAM Kabupaten Semarang Cabang Salatiga, terutama di Kecamatan Argomulyo, terancam kekurangan air. Sebab, warga Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, yang berada di dekat sumber air Dandang ngotot tidak membolehkan perusahaan itu menutup saluran ke desanya. Namun PDAM berharap, untuk sementara saluran tersebut harus ditutup karena mengganggu aliran air ke Kecamatan Argomulyo, dan sebagai pengganti akan menyiapkan saluran air baru yang diambilkan dari mata air Balong. Sikap dari warga Desa Nogosaren itu terungkap saat pertemuan antara Badan Perwakilan Desa (BPD) dengan PDAM Kabupaten Semarang Cabang Salatiga di Kantor Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Selasa (22/8). Hadir dalam pertemuan itu Kepala PDAM Cabang Salatiga, Harsono, Kepala Desa Ngrawan, Subiyanto tokoh masyarakat Desa Nogosaren, Suwar, yang juga ketua RW I, dan Ketua BPD, Haryono mewakili Kepala Desa Nogosaren, Ny Siti Zulaekhah. Tanpa Kesepakatan Karena dalam pertemuan tersebut tidak ada kesepakatan, pihak PDAM Cabang Salatiga menunggu keputusan dari Direktur PDAM, Drs Ali Fozasa MM. Kalau keputusan itu tidak diterima warga, jalan terakhir adalah melimpahkan permasalahan tersebut kepada bupati Semarang. Harsono menjelaskan, warga desa harus menyadari, karena air dari tuk (sumber air) Dandang masih dibutuhkan warga Argomulyo. ''Kami tidak akan meninggalkan warga. Jadi warga akan kami buatkan saluran baru. Prinsip kami, pelanggan jangan dirugikan, sementara itu warga pun tidak kurang air,'' katanya. Selama ada saluran yang masuk ke Desa Nogosaren pada musim kemarau ini, distribusi air ke pelanggan menjadi kacau. Pasalnya, debit air itu sudah berkurang 50 %, yang semula 20 liter/detik menjadi 10 liter/detik. ''Kondisi itu jelas mengganggu distribusi. Kalau saat musim hujan tidak apa-apa, karena debitnya besar. Sekarang sudah debit mengecil, harus disudet ke desa lainnya. Apalagi mulai dari sumber sampai ke pelanggan sudetannya ada tujuh titik,'' kata Harsono. Sementara itu menurut Ketua BPD, Haryono, kalau saluran ke desanya ditutup, nantinya warga Nogosaren tidak memiliki sumber air untuk mencukupi kebutuhan minum, mandi, dan cuci. Apalagi, sumber air itu sekarang telah ditutup beton, sehingga warga tidak bisa mengambil air. ''Padahal sumber itu satu-satunya milik Desa Nogosaren. Kalau itu ditutup, kami mau cari air dari mana,'' ucapnya. Mengenai saluran baru dari sumber air Balong, dia menilai sumber itu sangat kotor. Hal yang sama diungkapkan Suwar, bahwa kualitas air dari Balong tak layak dikonsumsi. ''Airnya belum sempurna untuk dikonsumsi. Kalau PDAM tetap bersikukuh, pihaknya tak bertanggung jawab bila ada pencurian air,'' ucap Suwar. (A2, dky -18a) Post Date : 23 Agustus 2006 |