Warga Alami Krisis Air Bersih

Sumber:Pikiran Rakyat - 04 Agustus 2010
Kategori:Air Minum

CIREBON,(PR).- Memasuki hari kedua pasca terjadinya ledakan pipa transmisi utama milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon di kawasan Bukit Plangon, Kelurahan Babakan, Kec. Sumber, Kab. Cirebon, puluhan ribu pelanggan air PDAM di Kota Cirebon masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

Berdasarkan pengamatan, banyak di antara warga yang memilih tidur di hotel, menumpang mandi ke rumah keluarganya di luar kota, dan membuat sumur bor. Bahkan, ada pula beberapa warga yang memanfaatkan air gorong-gorong.

Meskipun demikian, krisis air bersih juga bisa dijadikan peluang keuntungan bagi para pengusaha pemasok air bersih dan isi ulang air bersih dalam kemasan galon. Sejumlah orang pun berkeliling menawarkan pembuatan sumur bor kepada warga dengan harga antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 1,5 juta.

"Bagi mereka yang punya uang, memilih tidur di hotel, tetapi banyak pula yang menumpang mandi ke tetangga yang kebetulan punya sumur atau ke luar kota hanya untuk mandi," kata Asep Sugianto, warga Kelurahan Kejaksan Kota Cirebon, Selasa (3/8).

Berbeda dengan warga lainseperti Ny. Salma (30) misalnya. Warga Kampung Sidamulya, Kelurahan Pekiringan, Kec. Kesambi itu terpaksa memanfaatkan air gorong-gorong di Jln. Cipto Mangunkusumo untuk merendam pakaian. Padahal, air tersebut terlihat keruh.

Hal itu terpaksa dilakukannya, karena tak adanya pasokan air bersih. "Sudah dua hari tidak mandi. Kalaupun ada cadangan air bersihnya satu galon, itu pun untuk mandi anak saya," katanya.

Untuk keperluan mandi, Salma mengaku menggunakan air isi ulang. Itu pun harus mengantre sejak pukul 5.30 WIB, dan baru bisa mendapatkannya pukul 9.00 WIB. Harganya pun sudah naik dari semula Rp 3.000,- menjadi Rp. 3.500.-

Sudirman (54), pemilik kos-kosan di Kel. Pekiringan, mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) keluarga dan puluhan anak kosnya mengaku sempat kecewa dengan penjual pompa, yang saat melakukan penawaran memberikan harga Rp 1,2 juta, tetapi saat akan dilakukan pemasangan mendadak minta naik menjadi Rp 1,5 juta.

"Mungkin mereka memanfaatkan kesempatan ini, untuk meraup keuntungan yang lebih banyak. Kami mengharapkan pihak PDAM bisa segera melakukan tindakan, agar kondisi ini tidak berkepanjangan," ujarnya.

Sertifikat selam

Sementara itu, Eman Suherman (36), pegawai PDAM Kota Cirebon yang tewas saat melakukan tugas rutinnya membersihkan penampungan sumber mata air Cipaniis, Kuningan tidak memiliki sertifikat selam. Padahal, pekerjaan yang dilakukan warga Desa Nanggela, Kec. Mandirancan, Kab. Kuningan ini, sangat berisiko dan membutuhkan keahlian khusus.

Direktur Umum PDAM Kota Cirebon, Sofyan Safari, membenarkan jika Eman Suherman tidak memiliki sertifikat menyelam. Waktu itu, katanya, belum ada pensertifikatan, tesnya hanya berupa renang dan menyelam selama dua jam di air. (A-146/C-20)



Post Date : 04 Agustus 2010