|
MAKASSAR(SINDO) – Warga di sembilan pulau Kecamatan Ujung Pandang dan Kecamatan Tallo,mengeluhkan minimnya ketersediaan air bersih. Akibatnya,warga harus rela menggunakan air payau dari sumur bor untuk kebutuhan sehari-hari. Salah seorang warga Pulau Barang Caddi Sampara mengungkapkan, ketersediaan air bersih, khususnya untuk makan dan minum bagi warga pulau,tidak memadai. Maka,sebagian besar masyarakat hanya mengandalkan air bersih yang diambil dari kota, dengan membeli Rp3.000 setiap jerikennya yang diisi 20 liter air. ”Kami sangat membutuhkan air bersih untuk makan dan minum, selebihnya untuk konsumsi kebutuhan sehari-hari.Kami tidak masalah jika menggunakan sumber air sumur yang rasanya asin,” ungkapnya saat ditemui di sela reses anggota Dewan dari dapil IV di Pulau Barang Caddi kemarin. Sebenarnya, sudah sejak lama warga pulau mengharapkan PDAM masuk ke wilayah ini, hanya kendalanya masalah pemasangan instalasi yang jaraknya cukup jauh dari satu pulau ke pulau lainnya. Karena itu, warga berharap adanya mesin penyulingan air bersih di setiap pulau. Sebab, mesin ini bisa menghasilkan air bersih yang dikonsumsi untuk kebutuhan makan dan minum. ”Di tempat kami, pernah ada mesin penyulingan dan sangat membantu warga yang kesulitan air bersih.Namun setelah ada badai besar, bangunan penampungan air rusak bersama mesin,” ucapnya. Akibatnya, hampir setahun ini warga mengandalkan air bersih dari kota, itu pun menggunakannya harus benar- benar irit. Selain kuantitas kedatangan air bersih yang dijual itu tidak setiap saat, juga disebabkan jarak tempuh dari daratan ke pulau cukup jauh. Maka, masyarakat mengharapkan pemerintah kota (pemkot) mengadakan lagi mesin penyulingan ini.Apalagi, di pulau ini ada sekitar 415 kepala keluarga (KK) yang butuh air bersih. ”Kekurangan air bersih di pulau ini tidak terpengaruh musim, bahkan jika musim hujan,warga bersyukur karena mereka tinggal menadah air hujan untuk minum dan memasak,”paparnya. Sementara itu, anggota DPRD Makassar dari dapil IV Ilyas Ali Arief menuturkan, pemkot segera mengusulkan pengadaan air penyulingan ini di APBD Pokok 2009. Pengadaan mesin ini sifatnya mendesak dan harus menjadi prioritas. Jika dikalkulasi, papar politikus Partai Demokrat ini,anggaran untuk pengadaan penyulingan air Rp100 juta.Dana itu diperuntukkan pengadaan mesin dan pembangunan sarana serta prasaran, seperti bak penampungan, fasilitas MCK warga. ”Tidak ada alasan bagi dinas terkait untuk tidak menganggarkan pengadaannya di anggaran pokok 2009, sebab keberadaan mesin penyulingan ini mendesak dan sangat dibutuhkan warga,” paparnya. Reses anggota Dewan dapil IV meliputi Kecamatan Tallo, Ujung Pandang, Bontoala, serta Wajo. Hadir dalam reses itu, Ketua Reses Syahruddin Khalik dan anggotanya, yakni Ilyas Ali Arief, Busrah Abdullah, ArwanTjahjadi,dan H Gosse. (suwarny dammar) Post Date : 27 Oktober 2008 |