Wapres Boediono Apresiasi Warga Gundih

Sumber:Kompas - 27 Januari 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
SURABAYA, KOMPAS - Wakil Presiden Boediono mengunjungi Kampung Bersih dan Hijau di RW X Margorukun, Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/1). Wapres mengapresiasi upaya warga dalam menjaga lingkungan di sekitar rumah sehingga menjadi kampung yang bersih dan asri.
 
Dalam kunjungan selama sekitar satu jam itu, Wapres Boediono ditemani Ny Herawati Boediono, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, serta Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono. Boediono tidak sempat memberikan sambutan dan berdialog dengan warga yang menunggu sejak pagi. Meski begitu, ia dan rombongan sempat mengunjungi kampung dengan berjalan kaki sejauh 1 kilometer.
 
Ketua RW X Sugiarto mengatakan, warga di wilayah itu mulai mengelola sampah rumah tangga sejak 2007. Mereka memisahkan sampah organik dengan anorganik. Sampah organik didaur ulang menjadi pupuk kompos lalu dijual. Pada tahun pertama itu, upaya warga langsung mendapat apresiasi dengan menjuarai lomba kebersihan lingkungan yang diadakan Pemkot Surabaya.
 
Kemenangan itu membuat warga makin bersemangat. Upaya warga Gundih itu menular ke RW lain di sekitarnya. Selain itu, mereka juga menanam aneka tanaman sehingga kampung dengan rumah-rumah tanpa halaman itu jadi asri. Warga kini juga memulai pengolahan biogas.
 
Menurut Sugiarto, sebelum 2007 kampungnya dikenal sebagai kampung pinggir rel yang kumuh dengan tingkat kriminalitas tinggi. Kini, kampung yang mayoritas warganya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah itu berubah menjadi kampung yang asri dan nyaman.
 
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan, semangat mengelola sampah telah merambat ke seluruh Kota Surabaya. Kini, ada sekitar 1.000 kampung setingkat RW yang mengelola sampah sendiri. ”Pemkot membantu dengan memfasilitasi warga, seperti mempertemukan mereka dengan LSM, perguruan tinggi dan pihak swasta, maupun membantu pengadaan mesin cacah untuk kompos,” ujarnya.
 
Melalui pengelolaan itu, setiap bulan Surabaya mengekspor produk daur ulang senilai 24.000 yen. Pengelolaan sampah secara swadaya oleh warga itu juga berhasil menurunkan jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah Benowo, dari 1.800 ton per bulan pada tahun 2005 menjadi 1.146 ton per bulan saat ini. (ARA)


Post Date : 27 Januari 2012