|
BEKASI--MI: Walikota Bekasi, Mochtar Mohamad mengancam menutup tempat pembuangan sampah liar di Desa Sumur Batu dan Desa Taman Rahayu, karena dikhawatirkan menyebarkan penyakit. Pembuangan sampah liar di kedua wilayah itu, karena ulah pemulung membeli sampah yang diangkut truk dari Pemprov DKI Jakarta, katanya di Bekasi, Rabu (29/10). Seharusnya, truk-truk membuang sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi tetapi oleh bos pemulung sampah dibeli dan dibuang ke Desa Sumur Batu dan Taman Rahayu. Dalam semalam, belasan truk dari Jakarta membuang sampah di lahan tersebut, tetapi tanpa sepengetahuan dari Dinas Kebersihan Kota Bekasi dan meresahkan warga terdekat. "Saya minta kepada bos pemulung tidak membeli sampah yang diangkut truk dari Pemprov DKI Jakarta untuk dibuang di kedua tempat itu, karena meresahkan masyarakat sekitarnya," kata Mochtar Mohamad. Para sopir truk sampah Pemprov DKI Jakarta juga diimbau tidak melayani bos pemulung membeli sampah, karena pembuangan sampah harus di TPA Bantar Gebang, Bekasi. Lokasi tersebut milik warga dan bukan untuk pembuangan sampah, sehingga ulah bos pemulung yang membuat resah masyarakat terdekat tidak bisa dibenarkan dan perlu mendapat teguran keras. "Karena itu saya akan menutup pembungan sampah liar di kawasan itu secepatnya, karena diprotes warga setempat," ujarnya. Mochtar Mohamad menambahkan, warga Desa Taman Rahayu dan Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi keberatan dengan adanya pembuangan sampah liar di lahan itu, karena dikhawatirkan menjadi penyebaran penyakit apalagi nanti pada musim hujan. Di tempat terpisah, Ketua Koalisi LSM Untuk Persampahan Nasional, Bagong Suyoto mengatakan, warga setempat memprotes sampah liar tetapi tidak berani melapor ke aparat, karena diteror orang tidak bertanggungjawab. Saat ini, puluhan warga sekitar lokasi pembuangan sampah liar menderita batuk, pilek, sesak nafas, gatal pada kulit dan susah tidur karena terganggu bau sampah. Warga setempat telah melakukan protes, karena pembuangan itu tanpa ijin, tanpa dilapisi geotextile, sehingga air lindi sampah rawan mencemari sumur masyarakat terdekat. "Warga di sini Tidak ada yang berani melapor ke aparat Pemkot Bekasi terkait dengan sampah liar itu, karena diancam oleh orang tidak bertanggungjawab," ujarnya seraya menambahkan, warga sepakat akan menutup sampah liar di kawasan itu. (Ant/OL-01) Post Date : 29 Oktober 2008 |