|
Bandung, Kompas - Wali Kota Bandung Dada Rosada, Selasa (15/3), mengungkapkan, ada kemungkinan penumpukan sampah saat peringatan Konferensi Asia Afrika di Kota Bandung 24 April mendatang. Apalagi mengingat saat ini penggunaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jelekong dengan daya tampung sekitar 1.400 meter kubik (m) sampah per hari tidak memadai. Volume sampah Kota Bandung sebanyak 7.500 m per hari. Kota Bandung akan menjadi tuan rumah peringatan ke-50 Konferensi Asia Afrika (KAA) ini. Rencananya, peringatan ini akan dihadiri 105 negara, terdiri atas 53 negara dari Asia dan 52 negara dari Afrika. "Paling tidak, untuk jalan-jalan yang dilalui tamu negara harus bersih. Jalan-jalan yang lainnya pasti kotor," kata Dada. Pascabencana longsor TPA Leuwigajah, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengalihkan sampah ke TPA Jelekong di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Ia mengaku sulit mendapatkan TPA alternatif lain untuk menampung sampah dari Kota Bandung. Pemkot Bandung berencana menggunakan kembali eks TPA Cieunteung milik Kota Bandung yang terletak di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Namun, penggunaan TPA ini tergantung izin dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung. Ditanya perihal kemungkinan penolakan Pemkab Bandung menggunakan kembali eks TPA Cieunteung, Dada mengatakan, "Kalau Pemerintah Kabupaten Bandung keberatan dengan penggunaan TPA Cieunteung, artinya kami hanya bisa menggunakan TPA Jelekong. Kami tak bisa memaksa." Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Mulyaningrum mengatakan, pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung dan pakar lingkungan dari Institut Teknologi Bandung tentang rencana penggunaan eks TPA Cieunteung. "Hasil kajian telah kami serahkan kepada Bupati Bandung," ujar Mulyaningrum seraya menjelaskan tentang risiko jika eks TPA Cieunteung digunakan lagi. Namun, Mulyaningrum menolak menyebutkan apakah eks TPA Cieunteung bisa dipakai atau tidak. Ia menilai musibah longsor di TPA Leuwigajah membuat pihaknya harus berhati-hati untuk memberikan rekomendasi TPA. Dada mengatakan, terdapat 11 investor dari dalam dan luar negeri yang berminat mengelola sampah di Kota Bandung. Pihaknya merencanakan untuk menggelar pertemuan dengan seluruh investor tersebut hari Rabu ini.Keterlibatan investor pengelola sampah merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi sampah-sampah yang tidak terangkut. Dada menilai, tidak seluruh sampah akan terkelola, sekalipun lima kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat merencanakan pembangunan Greater Bandung Waste Management Corporation (GBWMC) untuk pembuatan TPA baru. "Rasanya sulit kalau mempertahankan sistem penanganan sampah dengan cara mengumpulkan sampah ke TPS lalu TPA karena kapasitas tempat penampungan sampah terbatas," kata Dada.(lkt) Post Date : 16 Maret 2005 |