Serang, Kompas - Sebuah waduk penyedia air bersih akan dibangun di Kampung Kenari, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Sumber air bagi perusahaan dan warga itu rencananya mulai dibangun pada tahun ini di atas lahan seluas 2,5 hektar.
Rencana pembangunan waduk itu diungkapkan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Serang Hengky Datu Andaka, Senin (8/6). Menurut dia, waduk tersebut diperlukan mengingat masyarakat Kasemen masih kesulitan mengakses air bersih. Selain itu, air waduk juga bisa disalurkan kepada sejumlah perusahaan di kawasan Bojonegara, Kabupaten Serang.
Pembangunan waduk rencananya akan dimulai pada tahun ini dengan dana murni dari sebuah perusahaan swasta. ”Waduk ini memang milik perusahaan swasta PT Sauhbahtera Samudra. Selain menyuplai air untuk perusahaan, pemilik juga akan membagikan air kepada warga sekitar,” kata Hengky.
Bangunan waduk sendiri akan dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar. Perusahaan swasta itu akan mengeruk tanah hingga kedalaman 8 meter dan membangun dinding waduk dengan ketebalan 2 meter. Meski waduk dirancang memiliki kedalaman 8 meter, rencananya hanya 4 meter yang digunakan untuk menampung air.
Pembangunan waduk ditargetkan selesai selama satu tahun sehingga waduk sudah bisa dioperasikan pada tahun 2010.
Selain sebagai sumber air bersih, waduk juga bisa digunakan sebagai sarana untuk mencegah terjadinya banjir.
Sementara itu, Direktur PT Sauhbahtera Samudera Budi S Somawijaya mengatakan, pembangunan waduk di Kasemen merupakan rekomendasi dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Banten. Waduk dibangun untuk mengantisipasi peningkatan permintaan air bersih dari warga maupun perusahaan, yang diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun.
Menurut Budi, saat ini sudah ada sekitar 50 perusahaan yang meminta pasokan air bersih. ”Kami murni menyuplai air bersih untuk perusahaan. Sekarang sudah 50 perusahaan yang menjalin kerja sama dengan kami,” katanya.
Secara teknis, air bersih akan disalurkan melalui pipa-pipa air ke kawasan industri, termasuk Bojonegara. Perusahaan memberikan air bersih gratis bagi warga yang daerahnya dilintasi pipa milik perusahaan swasta tersebut.
Dengan demikian, keberadaan waduk buatan itu juga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Sebab, selama ini sebagian besar warga Kasemen kesulitan mengakses air bersih.
Saluran mengering
Pada musim hujan, warga biasa menampung air hujan untuk keperluan mandi dan mencuci. Sumber air lain yang biasa dimanfaatkan warga untuk mandi dan mencuci adalah sungai ataupun saluran irigasi, yang selalu mengering setiap musim kemarau tiba.
Untuk kebutuhan minum sehari-hari, warga biasa membeli air bersih dari pedagang keliling atau air isi ulang dengan harga Rp 2.500-Rp 3.000 per galon.
Sementara itu, saat ditanya mengenai nilai investasi yang akan ditanamkan dalam proyek pembuatan waduk, Budi mengatakan masih menghitung.
Saat ini pihaknya masih fokus untuk mengurus berbagai perizinan, termasuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. (NTA)
Post Date : 09 Juni 2009
|