|
Semarang, Kompas - Memasuki musim kemarau, kondisi Waduk Kedung Ombo di Grobogan, Jawa Tengah, belum penuh terisi air sesuai dengan yang direncanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Tengah. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Tengah (PSDA Jateng) Nidhom Azhari, Kamis (19/5) di Semarang, mengatakan, Waduk Kedung Ombo belum penuh terisi air. Dikhawatirkan, kebutuhan air untuk pertanian maupun keperluan lain tidak tercukupi. Ini dapat terjadi jika masyarakat tidak berhemat. Nidhom ditemui seusai dialog interaktif Kemitraan Pelestarian Air untuk Kehidupan dalam rangka peringatan Hari Air Sedunia XIII Provinsi Jateng. Asisten III Pemprov Jateng Soeprapto Soedarwo, budayawan Darmanto Jatman, dan Direktur Produksi dan Umum Aguaria PT Indotirta Jaya Abadi Willy Buntoro Chandra hadir dalam diskusi ini. Nidhom mengatakan, pemerintah berupaya melakukan hujan buatan untuk mempercepat pasokan air ke Waduk Kedung Ombo dan Wonogiri. Dua waduk ini menjadi prioritas pemerintah. Pasalnya, kedua waduk terbesar di Jateng ini dibutuhkan untuk mengairi puluhan ribu lahan pertanian. Waduk Kedung Ombo digunakan untuk mengairi 59.645 hektar, Waduk Wonogiri yang kondang disebut Waduk Gajah Mungkur mengairi 28.109 hektar lahan pertanian. Nidhom menjelaskan, hujan buatan berhasil membuat penuh Waduk Wonogiri. Sayangnya, hal ini kurang berhasil untuk Waduk Kedung Ombo. Dari hujan buatan 26 Maret hingga 19 April, Waduk Wonogiri memperoleh tambahan pasokan air 163 juta meter kubik. Ini membuat waduk itu terisi penuh, yaitu 580.000.000 meter kubik. Waduk Kedung Ombo mendapatkan tambahan pasokan air 63 juta meter kubik. Pengisian air waduk tidak mencapai 570.314.000 meter kubik seperti yang semula direncanakan Dinas PSDA. "Kondisi ini diperkirakan dapat memengaruhi ketersediaan air untuk konsumen, terutama sektor pertanian," kata Nidhom. Oleh karena itu, kekurangan air ini perlu ditindaklanjuti dengan penyuluhan kepada pemakainya, terutama sektor pertanian. Ia berharap para petani yang menggantungkan kehidupan tanamannya pada Waduk Kedung Ombo dapat bersikap arif dalam menggunakan air. Ini supaya tidak terjadi kegagalan tanam/panen karena kekurangan air. Modifikasi cuaca Pengisian waduk-waduk dengan hujan buatan ini biasa disebut Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Penerapan TMC dilakukan selama 10 hari berturut-turut bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Yogyakarta. Pelaksanaan TMC dievaluasi tiap 10 hari. Pembiayaan TMC menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Jateng dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (y01) Post Date : 20 Mei 2005 |