|
REMBANG - Air PDAM, khususnya yang bersumber dari Waduk Banyukuwung masih berbau anyir. Itu sebabnya para pelanggan PDAM, khususnya yang mendapat suplai air dari waduk tersebut masih mengeluhkan pelayanan PDAM. "Katanya, PDAM sudah melakukan penjernihan air Waduk Banyukuwung. Namun kenyataannya tidak ada perubahan. Buktinya, air masih keruh dan bau anyir," ujar seorang pelanggan yang tinggal di kawasan Pasar Pentungan. Beberapa pelanggan PDAM di wilayah Kecamatan Kaliori, ketika dihubungi secara terpisah juga menyatakan hal sama. Sekarang ini kualitas air masih tetap seperti dulu. Artinya tidak ada perubahan, karena warna airnya masih keruh dan baunya anyir. "Percaya atau tidak, sebagian besar warga enggan minum air PDAM. Persoalannya ya itu tadi, kualitasnya kurang bagus," tutur Sumarno. Berusaha Menetralkan Kepala Bagian (Kabag) Umum PDAM Thoiyiobul Haris menyatakan sudah berupaya menetralkan air Waduk Banyukuwung dari pengaruh pencemaran limbah makanan ikan lele. Dijelaskan dia, di Waduk Banyukuwung banyak terdapat keramba untuk pembesaran ikan lele dumbo. Dengan demikian, makanan ikan tersebut dapat mencemari air setiap hari. Akibatnya, kualitas air menjadi jelek. Untuk menetralkan air dari pencemaran limbah, PDAM terpaksa mengeluarkan dana yang tidak sedikit, karena harus membeli zat penetral antara 35 dan 45 ton/bulan. Namun ketika disinggung masih adanya pelanggan yang mengeluh, Heri menyatakan bahwa hingga kini belum ada yang mengadu. "Yang pasti, di Waduk Banyukuwung sudah tidak ada keramba ikan lele, karena sudah dibersihkan oleh pemiliknya," ucap Heri (jl-54d) Post Date : 26 Agustus 2005 |