Wabah Muntaber di Sumbar, Empat Orang Tewas

Sumber:Media Indonesia - 11 Oktober 2005
Kategori:Sanitasi
PADANG (Media): Sedikitnya empat orang meninggal dunia dan 36 warga lainnya hingga kemarin masih dirawat di rumah sakit akibat wabah muntaber menyerang Nagari (Desa) Malalak, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam Salman Syam mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun Pemerintah Kabupaten Agam, dua warga yang dinyatakan meninggal akibat wabah tersebut Saulis Panduko Mudo, 62, dan Indun Marah, 60.

''Ada dua nama lagi yakni Karima, 60, dan Anin, 80, yang menurut informasi juga meninggal akibat muntaber. Namun, dua nama terakhir masih akan dicek ke lapangan,'' katanya.

Menurut Salman, pada Kamis (6/10) beberapa warga setempat mulai terserang muntaber. ''Keesokan harinya (7/10), jumlah yang terserang muntaber tajam dan mencapai puncak pada Sabtu (8/10),'' ujarnya.

Hingga kemarin, warga yang terserang muntaber mencapai sekitar 50 orang sehingga Pemerintah Kabupaten Agam menetapkannya sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Dari jumlah tersebut, empat meninggal, 36 warga masih dirawat di Puskesmas Malalak, Rumah Sakit (RS) Umum Achmad Muchtar dan RS Islam Ibnu Sina, Bukittinggi. Sisanya dirawat di rumah.

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medik RS Islam Ibnu Sina dokter David, sejak Kamis, RS tersebut merawat 28 pasien muntaber. ''Saat ini, yang masih dirawat sebanyak 20 orang, meliputi 15 orang dewasa dan lima anak. Adapun tujuh orang rawat jalan dan satu meninggal,'' katanya.

Sedangkan RS Achmad Muchtar hingga kemarin masih merawat enam pasien muntaber. Terdiri dari dua pria, tiga perempuan, dan satu pasien anak. Mereka masuk ke RS tersebut Minggu (9/10) pagi.

Kasus muntaber tiap tahun hampir merata terjadi di Sumbar akibat perilaku hidup masyarakat yang kurang sehat dan cenderung menggunakan air sungai sebagai tempat mandi, berak, mencuci, dan mengambil air minum dari sungai yang sama.

"Penyakit yang dapat menimbulkan korban jiwa ini terkait erat dengan persoalan lingkungan, ketersediaan air bersih dan rendahnya perilaku hidup sehat masyarakat," kata Kepala Dinas Pengamatan dan Pencegahan Penyakti dan Penyehatan Lingkungan Magzaiben di Padang, kemarin.(HR/*/YN/Ant/H-3)

Post Date : 11 Oktober 2005