|
SITUBONDO (SINDO) Penyakit diare disertai muntah dan berak (muntaber) masih terus mewabah sedikitnya di empat kecamatan di Situbondo antara lain Sumbermalang, Jatibanteng, Besuki, dan Suboh. Bahkan wabah diare terus menyebar ke desa-desa yang sebelumnya belum tersebar wabah diare. Selain desa-desa yang sudah pandemi diare diantaranya Baderan, Kalirejo, Palangan dan Telogosari, di desa yang sebelumnya belum terserang, kini mulai muncul penderita diare. Desa tersebut misalnya Desa Sumber Argo dan Cemoro. Sementara di Sumber Argo ditemukan enam orang dan di Cemoro ada empat orang penderita diare, ungkap anggota tim penanganan KLB diare Ahmad Khusnul. Wabah diare terus menyebar karena tim kesulitan memberantas bakteri yang berada di aliran sumber air. Pasalnya, jaringan air yang terbuat dari pipa pipa plastik saling berhubungan. Meskipun sumber airnya berbeda tapi pipanya saling tersambung kemanamana sehingga bakteri mudah tersebar, kata Khusnul. Sumber air di Desa Sumber Argo dan Cemoro memang belum diintervensi petugas. Di dua desa itu memang belum kita beri kaporit, katanya. Khusnul menjelaskan, karena saat ini musim kemarau, bakteribakteri yang terdapat di sumber air mengganas. Hingga kemarin jumlah penderita diare di empat kecamatan itu mencapai sekitar 360 orang.Yang paling banyak ditemukan adalah di Kec Sumbermalang. Khusnul menyatakan, bahwa kondisi wabah diare yang menimpa saat ini tergolong Kondisi Luar Biasa (KLB). Karena jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun lalu, tidak sampai sebanyak ini, katanya. Lebih lanjut Khusnul mengatakan sejak Jumat lalu, tim penanganan KLB diare telah melakukan langkah-langkah preventif diantaranya dengan melakukan intervensi pada sumber air yang diduga menjadi sumber bakteri yang mengakibatkan diare. Di desa yang mulai terserang, tim akan melakukan sterilisasi di beberapa sumber air dengan mencampurkan kaporit dan membuat chlorine diffuser. Di tiap sumber kita memberi tiga gram atau sepuluh sachet kaporit dan membuat chlorine diffuser, jelasnya. Untuk menampung penderita diare, selain RSUD, tim sudah menetapkan Polindes dan Puskesmas yang ada di wilayah setempat sebagai rujukan.Kandungan bakteri yang paling banyak adalah jenis Colera dan yang lainnya seperti Ecoli dan Cigola. Sementara itu wabah diare ini juga mendapat perhatian polres. Polres kini tengah membentuk tim khusus yang bisa membantu pemulihan KLB diare. Kapolres Situbondo melalui Kasat Reskrim Polres AKP Sukari membantah ada unsur rekayasa dalam musibah kali ini. Sementara tidak ada kecurigaan ke arah itu.Tapi tidak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi. Makanya kita langsung bentuk tim untuk memberikan pelayanan penanganan dan pengamanan secara langsung kepada masyarakat disana,ungkapnya. (ishomuddin) Post Date : 02 Oktober 2007 |