Wabah Diare Melanda Serang, Cilegon, dan Pandeglang

Sumber:Pikiran Rakyat - 02 Agustus 2005
Kategori:Sanitasi
SERANG, (PR). Sedikitnya tiga daerah di Banten, yakni Serang, Cilegon, dan Pandeglang, dalam beberapa hari terakhir ini, diserang penyakit diare dan muntaber. Sampai kemarin, tercatat ada sekira 61 warga yang harus dirawat di rumah sakit. Seorang di antaranya, Rosihin (7) meninggal dunia.

NURHAYATI (8), penderita diare terbaring lemas dengan bantuan oksigen pada hidungnya saat dirawat di Puskesmas Kramatwatu Serang Banten, Senin (1/8). Wabah diare kembali menyerang puluhan warga di wilayah itu dan mengakibatkan dua warga meninggal serta 33 penderita lainnya dirawat.*IRMAN NUGRAHA/"FB" Berdasarkan pantauan Fajar Banten, di Serang, penyakit diare ini antara lain menyerang warga Kampung Kejayan Desa Pejaten. Jumlah penderitanya mencapai 33 orang. Sehari sebelumnya, baru tercatat 26 orang.

Namun, kemarin bertambah tujuh orang. Ke tujuh warga yang terakhir terjangkit diaere itu dirawat di Puskesmas Kramatwatu. Mereka adalah Nurhayati (13), Ani Septi Sanniyah (2,5), Silvia (3,3), Hamsanah (10), Arsal (2,3), Jolilah (30), dan Baniyah (16). Kepala Puskesmas Kramatwatu dr. Hj. Riris Budiarni, menjelaskan, warga yang terjangkit diare mendapat perawatan yang intensif dari Puskesmas Kecamatan Kramatwatu.

Sampai kemarin, penyebab munculnya penyakit tersebut belum diketahui. Menurut dia, memang ada beberapa faktor penyebab munculnya penyakit ini, seperti tidak adanya jamban dan sampah berserakan.

Sementara itu, sebagai langkah untuk mengurangi penyebaran penyakit di kampung tersebut, jajaran Koramil Kramatwatu dan Kodim Serang mengerahkan anggotanya untuk membersihkan lingkungan kampung tersebut.

Komandan Rayon Militer Kramatwatu, Kapten Haryadi, mengatakan, jumlah anggota yang diturunkan dalam kegiatan sosial itu 1 peleton.

Di Cilegon

Sementara itu, di Cilegon, hanya dalam tempo dua hari, dari Minggu (31/7)-Senin (1/8), jumlah penderita diaera yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panggung Rawi Kota Cilegon, meningkat tajam. Jumlah pasien yang masih dirawat sebanyak 18 orang, dua di antaranya dalam kondisi kritis.

Para pasien penyakit diare ini dirawat di tiga ruangan, yakni ruang penyakit dalam sebanyak 8 orang, ruang anak sebanyak 4 orang, dan ruang kelas VIP sebanyak 6 orang. Sejumlah keluarga pasien tampak menunggui keluarganya yang sakit. Dua pasien dalam kondisi kritis adalah Halim (75), dan Tirofah (12). Mereka dirawat intensif di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

Menurut keterangan keluarganya, kondisi Halim kritis karena terlambat membawanya ke RSUD. Halim baru dibawa ke RSUD Sabtu (30/8).

"Padahal, buang air besar terus-menerus sejak Jumat. Tapi karena keterbatasan biaya, keluarga ragu untuk segera membawa ke RSUD. Pada saat dibawa kondisinya sudah tidak sadar dan kondisi tubuhnya terus menurun," ungkap salah seorang keluarga Halim. Direktur RSUD Panggung Rawi Kota Cilegon dr. H. Sulaeman mengatakan, 18 pasien yang dirawat terdiri atas 11 pasien dewasa dan 7 anak-anak. Pasien yang masih dirawat ini paling banyak berasal dari Kecamatan Citangkil, yakni sebanyak 4 orang, dan Purwakarta sebanyak 3 orang. Sisanya berasal dari daerah lain, seperti Kecamatan Grogol, Jombang, dan Cilegon.

Peringatan KLB

Sulaeman mengkhawatirkan, jumlah pasien diare yang meningkat tajam dalam tempo dua hari ini pertanda terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). Dia mengatakan, jika dalam dua pekan ini jumlah pasien sudah di atas 60 orang, pihak RSUD mengategorikan dalam status KLB.

"Peningkatan tajam ini sudah merupakan warning terjadinya KLB. Sebab, bulan lalu jumlah pasien dalam sebulan masih normal yakni 70 pasien," ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk secepatnya menggerakkan tenaga medis di tiap puskesmas segera melakukan penanggulangan diare.

Di tempat terpisah, Kepala Dinkes Kota Cilegon dr. Zainoel Arifin, mengaku belum menerima laporan dari tiap puskesmas terjadinya peningkatan pasien diare. Zainoel juga belum menganggap khawatir terjadinya KLB. Dia menilai pasien diare tidak terkosentrasi pada satu kampung atau wilayah.

Di Pandeglang

Di Pandeglang, sebanyak 10 warga Kampung Citamiang Desa Sukamanah Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang sejak Jumat lalu terserang penyakit muntaber. Sebagian besar penderita adalah balita, satu di antaranya orang dewasa.

Kepala Puskesmas Menes, H. Mista yang dikonfirmasi, Senin (1/8) membenarkan kejadian tersebut dan pihaknya sudah melakukan antisipasi dan pengobatan, agar tidak terjadi penularan kepada warga lainnya.

Sementara itu, anggota Komisi A DPRD Pandeglang asal Kecamatan Menes, Akhsan Sukroni meminta agar pihak puskesmas terus memantau daerah pertama terjangkitnya muntaber, sehingga penyebarannya bisa dihentikan.(H-21/H-23/J-02)

Post Date : 02 Agustus 2005