|
GAMBIR - Tradisi masyarakat berlibur Lebaran di tempat wisata membuat volume sampah di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, meningkat hingga 50 persen. Sebagian besar sampah berserakan di areal wisata tersebut karena minimnya kesadaran masyarakat membuang sampah di tempatnya. Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Syaeful Bachri, mengatakan, volume sampah di Monas memang selalu mengalami peningkatan setiap libur Hari Raya Idul Fitri. Sebab, masyarakat kerap menjadikan Monas sebagai tujuan wisata. Menurut Syaeful, peningkatan volume sampah di Monas terjadi hingga lima hari setelah Lebaran atau Sabtu (25/8). "Sampahnya enam sampai 10 meter kubik per ha ri," kata dia, Senin (27/8). Pada ha ri normal, jumlah sampah di Monas hanya berkisar tiga sampai lima meter kubik. Untuk mengantisipasi banyaknya sampah hasil konsumsi pengunjung, Syaeful mengatakan, pihaknya sudah menyebar ratusan tong sampah di areal Monas. Tapi, dia mengakui, sampah-sampah masih terlihat berserakan. "Kesadaran da ri masyarakatnya yang kurang," kata dia. Karena itu, pihaknya juga menugaskan lebih banyak petugas kebersihan selama libur Lebaran. Syae ful mengatakan, sebanyak 60 petugas kebersihan diterjunkan untuk mengatasi jumlah sampah di Monas yang mengalami pening - katan. Setiap harinya, para petugas itu membersihkan sampah-sampah tersebut dan mengumpulkannya di lokasi pembuangan sementara (LPS) Monas. Selanjutnya, dua truk mengangkut sampah-sampah dari Monas. "Langsung dibawa ke tem- pat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang," kata dia. Peningkatan volume sampah selama libur Lebaran juga terlihat di Kelurahan Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Petu- gas kebersihan Sukarman mengata - kan, peningkatan jumlah sampah mencapai tiga kali lipat. "Ini sudah terjadi selama satu minggu," ujar dia. Sukarman menjelaskan, dia bersama 30 rekannya bekerja menangani kebersihan di enam rukun warga (RW) Kelurahan Petojo Selatan. Saat ini, masih ada tiga gerobak sampah di Petojo yang belum tertangani. Setidaknya, satu gero bak penuh merupakan sampah dari 10 rumah. "Biasanya tidak per nah sebanyak ini," kata dia. Tidak hanya permukiman, sampah-sampah juga masih terlihat di beberapa fasilitas publik dan kantor pemerintahan. (c61 ed: ratna puspita) Post Date : 28 Agustus 2012 |