|
PALEMBANG–Volume sampah dalam Kota Palembang selama Lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah mengalami kenaikan. Hingga H+3 mendatang, kenaikan yang terjadi berkisar 30 ton per hari. Menurut Kepala Dinas Kebersihan (DKK) Kota Palembang Zulkifli Simin, kenaikan ini masih sangat wajar dan biasa terjadi setiap menjelang dan sesudah hari Lebaran. Karenanya, DKK tidak melakukan antisipasi khusus untuk menangani lonjakan volume tersebut. “Angka pastinya belum kita hitung, tapi belajar dari tahun sebelumnya paling hanya naik 5% atau sekitar 30 ton dari total volume sampah harian 600 ton per hari,”ujar Zulkifli kepada SINDO,kemarin. Sampah-sampah tersebut, kata Zulkifli,merupakan sampah hasil sisa buangan pedagang- pedagang di pasar tradisional dan rumah tangga, berupa sayuran serta buah yang sudah busuk serta makanan lainnya. Lantaran menjelang Lebaran, konsumsi masyarakat dan penyediaan stok pedagang ikut meningkat sehingga menyisakan buangan sampah yang tidak sedikit. Untuk menuntaskan pengangkutan sampah itu hingga ke TPA,ujar Zulkifli, DKK juga tidak menambah jam operasional tenaga pengangkut maupun tenaga kebersihan karena menyesuaikan dana yang ada. “Kami tidak melakukan persiapan spesial,tapi melakukan optimalisasi saja dengan melibatkan tenaga-tenaga mulai tingkat kecamatan.Jadi pekerjaan bisa tuntas walaupun ada kenaikan,”jelasnya. Sama seperti hari biasanya, tenaga kebersihan yang dikerahkan sebanyak 1226 orang saja berikut ribuan TPS yang disebar untuk mengumpulkan sampah-sampah dari masyarakat. Untuk itu, agar pekerjaan DKK makin mudah, pihkanya mengimbau masyarakat untuk disiplin membuang sampah pada tempat- tempat yang disediakan. “Disiplin membuang sampah pada tempatnya sangat penting, karena DKK jadi lebih mudah menangani tumpukan sampah. Sebab kalau dibuang di luar tempat yang disediakan, tenaga kita tentu kesulitan dan bisa-bisa membuat angkutan jadi terlambat,” paparnya. Walaupun tidak ada penambahan tenaga dan jam operasional khusus, Zulkifli optimis pihaknya mampu mengatasi kenaikan ini. Untuk itu dia berharap masyarakat ikut bekerjasama menjaga kebersihan. Seperti Lebaran ini, lanjut Zulkifli, sampah yang banyak muncul biasanya merupakan buangan dari warga luar kota Palembang. Pembuangan itu umumnya berupa sisa makanan mereka di sekitar mal sebagai tujuan rekreasi. Sehingga butuh satuan kebersihan ekstra untuk mengembalikannya seperti semula. “DKK bekerja siang malam, ada shiftnya.Jadi jalanan tetap bersih sepanjang hari karena kita bersihkan hingga pukul 23.00 WIB untuk shift malam,”jelasnya. Sementara itu, Manager Tomkens Café, Bobby mengatakan untuk mengantisipasi banyaknya sampah dapur mereka, pihaknya sudah membiasakan pegawai khususnya di kitchen untuk memisahkan jenis sampah setiap usai memasak sesuai jenisnya sampah organik atau anorganik. “Kalo Lebaran seperti ini biasanya ramai soalnya pengunjung banyak ke café cari makanan segar, tapi kebetulan kita sudah biasakan memisahkan sampah,”pungkasnya. 15 Truk Sampah Bersihkan Sampah Koran Sementara itu, koran yang digunakan sebagai alas salat Idul Fitri 1432 Hijriah oleh jamaah, berserakan di halaman dan jalan sekitar Masjid Agung Palembang. Usai pelaksanaan salat Id, masyarakat tidak mengemas kembali koran bekas yang dipergunakan sebagai alas shalat sehingga menyibukkan petugas kebersihan untuk membersihkan kawasan itu dari sampah koran bekas. Bahkan untuk dapat mengangkut sampah Koran tersebut dari halaman dan di jalan sekitar Masjid Agung,Dinas Kebersihan Kota Palembang,mengerahkan 15 unit truk sampah. Menurut Haryanto, warga sekitar Masjid Agung, pemandangan demikian itu memang selalu terjadi pada pelaksanaan salat Id. Baik hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha, masyarakat tidak mau bersusahsusah untuk membawa tikar sebagai alas salat ied.Apalagi memang ada yang memanfaatkan kondisi ini dengan berjualan koran bekas. “Hal seperti ini memang selalu terjadi setiap pelaksanaan saalat Id, baik hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha,”katanya. Husni,13, bocah yang penjajah koran bekas yang sudah dilakoni dua tahun ini mengaku pelaksanaan salat Idul Fitri merupakan berkah tersendiri. Sebab dirinya bisa mendapat uang jajan dari jamaah yang berminat membeli koran bekas yang ditawarkannya. Setiap koran bekas dijualnya seharga Rp1.000. “Hasil penjualan saya dapat Rp500 per koran,Rp500 lagi saya kasihkan kepada pemilik koran bekas.Dari hasil penjualan koran bekas ini saya bisa dapatkan Rp15.000, lumayan bisa untuk jajan,”tuturnya. Sementara itu,Iman,35,salah seorang petugas kebersihan Kota Palembang, mengatakan, pemerintah memang sudah mengantisipasi koran bekas yang berserakan dengan menerjunkan belasan truk sampah khusus untuk mengangkutnya. Kondisi demikian itu selalu terjadi setiap tahun pada pelaksanaan shalat ied. “Ini bagian dari tugas kami setiap tahunnya. Kalau ditimbang mungkin mencapai ratusan kilogram,” katanya. komalasari/ ibrahim arsyad Post Date : 02 September 2011 |