|
BATU-SURYA-Kota Batu memiliki persoalan serius dengan sampah. Sebanyak 70 persen sampah baik organik maupun anorganik belum bisa ditampung dan dikelola secara baik di Lahan Pembuangan Akhir (LPA) sampah yang ada saat ini. Dari 350 meter kubik volume sampah Kota Batu per hari, Pemkot Batu hanya bisa menampung dan mengelola sekitar 27 persennya saja di LPA Ngaglik yang sebentar lagi akan ditutup. Hal ini terungkap dalam paparan proyek bantuan teknis bidang penyehatan lingkungan dan permukiman Kota Batu bidang persampahan yang dilakukan pimpinan proyek (pimpro) pembangunan LPA dari Pemprov Jatim. “Sampah di Batu akan bisa tertangani secara baik jika Pemkot memiliki LPA representatif yang memanfaatkan teknologi modern pengolahan sampah,” kata Alimun, Pimpro pengadaan LPA sampah dari Pemprov Jatim, Senin (4/8). Mengatasi volume sampah yang kian tak terbendung di Kota Batu ini, lanjutnya, pemerintah pusat sudah menyediakan anggaran sebesar Rp 18 miliar untuk membangun LPA Tlekung dengan teknologi sanitary landfield. Dengan teknologi ini, lahan seluas 6 hektare di Desa Tlekung akan bisa mengolah dan memanfaatkan sampah Kota Batu secara baik. Untuk merealisasikan proyek ini, Pemkot Batu diminta menyediakan dana pendamping sebesar Rp 12 miliar. Anggaran itu dimanfaatkan untuk pengadaan buldozer, excavator, pembebasan lahan seluas 1,5 hektare untuk lahan bufferzone dan 3 hektare untuk zona penimbunan. Pemkot Batu juga memiliki tanggung jawab membangun kantor LPA sampah dan melebarkan akses jalan masuk. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Batu, Wiwik Sukesih mengatakan, dana pendamping sebesar Rp 12 miliar yang harus disiapkan Pemkot Batu terlalu besar. Sebab, anggaran proyek pembangunan LPA Tlekung yang siap direalisasikan Pemerintah Pusat baru mencapai Rp 10 miliar. “Untuk pembelian alat berat seperti buldozer dan excavator akan diusulkan menjadi tanggungan pemerintah pusat,” tutur Wiwik. Sementara, 70 persen sampah yang tidak banyak tertampung di LPA yang ada, menurut Wiwik, 30 persen di antaranya banyak tertampung di masing-masing rumah tangga setelah Pemkot Batu menerapkan konsep pengolahan sampah dengan sistem sanitary landfield. Sehingga sampah yang tertimbun akan banyak diolah menjadi kompos dan sebagian dimanfaatkan untuk kreativitas bernilai ekonomi. Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Muhammad Nissom mengaku kaget dengan proyek besar pengadaan LPA sampah di Tlekung itu. Karena, selama ini dewan merasa tidak pernah diajak koordinasi terkait proyek ini. “Bahkan, proyek komposting di Tlekung yang memanfaatkan lahan selaus 2 hektare itu kami juga tidak banyak diajak koordinasi. Padahal, proyek itu sudah berjalan kurang lebih 55 persen,” pungkasnya. st25 Post Date : 05 Agustus 2008 |