[JAKARTA] Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan 841 truk untuk mengangkut peningkatan volume sampah di sejumlah pintu air saat musim hujan tiba. Selain itu, alat berat, seperti ekskavator juga telah disiagakan untuk mempercepat pengangkatan sampah di pintu air.
Sudah menjadi rutinitas, saat musim hujan melanda Ibukota, volume sampah akan meningkat signifikan. Peningkatan volume itu akibat ketidaksadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya dan banyaknya potongan-potongan kayu ataupun lainnya yang terbawa arus air dari wilayah hulu sungai.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Bharuna mengatakan, setiap musim hujan tiba, jumlah sampah di Jakarta akan meningkat drastis. Volumenya, katanya, bisa meningkat dari rata-rata 6.000 ton per hari menjadi 7.500 ton per hari.
"Untuk mengangkat sampah dari berbagai pintu air merupakan tugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Sementara itu, Dinas Kebersihan bertugas mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir," ujar Eko Bahruna kepada SP di Jakarta, Kamis (19/11).
Eko menyebutkan, selain menyediakan ratusan truk sampah, pihaknya juga akan meminta bantuan dari swasta atau instansi lain dalam penyediaan alat berat bila dibutuhkan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi tersumbatnya aliran air di sejumlah kali.
Saluran air yang banyak dipenuhi sampah biasanya karena melintas di permukiman padat penduduk dan berdekatan dengan kawasan industri. Seperti di Kali Ciliwung, kebanyakan sampahnya berasal dari sampah rumah tangga dan industri.
"Kami juga telah menyiapkan posko antisipasi banjir yang didirikan di setiap Suku Dinas Kebersihan di lima wilayah. Setiap posko akan disiagakan 50 orang personel lengkap dengan alat angkut sampah. Para petugas akan bersiaga selama 24 jam dan semuanya dikoordinasikan wali kota masing-masing wilayah," katanya.
Eko mengharapkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke kali karena hanya akan menambah dampak banjir. Banyaknya sampah di kali telan membuat saluran air menjadi tersumbat.
Sementara Kepala DPU Provinsi DKI Jakarta Budi Widiantoro mengatakan, telah menyiapkan empat pompa berjalan untuk mengantisipasi banjir di kawasan Jl Sudirman dan Jl Thamrin.
Dengan keberadaan pompa itu diharapkan saat hujan deras melanda Jakarta, kawasan Istana Negara dan sekitarnya aman dari ancaman banjir.
"Kami juga telah menyiapkan pompa cadangan di Gedung Jaya dan Gedung Surya, Jl Thamrin. Pompa itu berfungsi menyedot genangan air untuk dibuang ke Kali Cideng. Kapasitas pompa itu mencapai 4 meter kubik per detik," ujar Budi saat ditemui SP di kantornya, Jl Jatibaru, Jakarta Pusat.
Budi juga memastikan sistem peringatan dini saat banjir besar datang semua peralatan akan berfungsi baik. Sistem peringatan dini itu telah diuji coba dan diharapkan tidak menemui kendala saat banjir melanda Jakarta. [H-14]
Post Date : 20 November 2009
|