|
TANGERANG --PDAM berharap ada semacam kebijakan dari pemerintah pusat agar utang tidak dikenakan bunga. PDAM Kota Tangerang yang baru berumur enam tahun ini masih dibebani utang kepada Asian Development Bank (ADB). Utang dengan sistem kapitalisasi bunga-berbunga ini dibayarkan melalui pemerintah pusat dengan bunga 11,75 persen. Akibatnya, pinjaman PDAM sejak tahun 1998 yang semula sekitar Rp 7 miliar itu kini telah membengkak menjadi Rp 11 miliar. Direktur Umum PDAM Kota Tangerang, Muharram, Selasa (21/12) mengeluhkan besarnya bunga yang harus dibayar PDAM tiap tahun. "Pinjaman dengan sistem seperti ini sangat memberatkan bahkan bisa disebut sangat mencekik," ungkapnya. Terlebih lagi bunga yang dikenakan sekitar 11,75 persen per tahun. Untuk tahun depan PDAM harus membayar cicilan hutang sekitar Rp 2,5 miliar. Sementara Kabag Keuangan PDAM Kota Tangerang, Rusmana, menjelaskan bahwa sistem bunga-berbunga adalah bunga yang dikapitalisasi. Dengan kata lain, bunga yang tidak terbayar menjadi hutang pokok. Contoh meminjam Rp 3 miliar dengan bunga Rp 500 juta. Bila tidak terbayar bunga itu akan menjadi utang pokok sebesar Rp 3,5 miliar. Demikian juga bunga dihitung dari Rp 3,5 miliar. "Saya tidak tahu bagaimana perjanjian kita dengan pemerintah pusat. Tapi begitulah kalau pinjam ke negara kapitalis," kata Rusmana. Keganjilan lain dari sistem kapitalisasi bunga, lanjut Rusmana, ketika pinjaman sudah direalisasikan, maka pada saat itu juga bunga sudah berjalan. Menurut Rusmana, seharusnya bunga itu dikenakan ketika PDAM sudah mulai produksi, bukan saat pembelian peralatan. Sedangkan pada masa pemasangan kontruksi itu belum menghasilkan apa-apa. "Jadi PDAM mau membayar utang dari mana?" tanya Rusmana. Utang PDAM kepada ADB melalui pemerintah pusat itu diturunkan dalam dua cara. Pertama, program West Java dengan pinjaman sebesar Rp 3,452 miliar. Pinjaman ini direalisasikan tahun 1998 dengan jatuh tempo pada tahun 2003. Kedua, program Metro Botabek dengan pinjaman sekitar Rp 3,9 miliar yang direalisasikan tahun 2001. Jatuh tempo pembayarannya tahun 2005 mendatang. Menurut Rusmana, selama periode empat tahun, maka utang pokok dan bunga dari pinjaman dengan program West Java ini berubah menjadi Rp 4,741 miliar. Sedangkan program Metro Botabek dengan pinjaman sekitar Rp 3, 9 miliar sudah harus dibayar pada Oktober 2005. "Kita bayar West Java sekitar Rp 900 juta, sedangkan program Metro Botabek sebesar Rp 750 juta. Keduanya dibayar per semester," kata Rusmana. PDAM, lanjut Rusmana, juga direpotkan dengan jadwal pembayaran yang berdekatan antara program West Java dengan Metro Botabek. Program West Java jatuh tempo pada bulan Mei-November, sedangkan program Metro Botabek bulan Agustus-Oktober. Menurut Rusmana, PDAM membayar utang ke rekening pembanguan daerah atau ke dana investasi milik pemerintah pusat. "Mungkin saja utang ke ADB-nya sudah dibayar oleh pemerintah pusat," kata Rusmana. Menurut Muharram, sampai saat ini PDAM Kota Tangerang tetap membayar utang tersebut kepada pemerintah. "Banyak PDAM lain yang sudah tidak mau membayar utang," katanya. Bila tidak ada masalah, lanjut Muharram, PDAM akan mampu melunasi utang tersebut dalam lima tahun lagi. PDAM berharap ada semacam kebijakan dari pemerintah pusat agar utang tersebut tidak dikenakan bunga. "Kalau diputihkan atau dihapuskan rasanya susah. Namun saya berharap cukup dihapuskan saja bunganya," tuturnya. Dengan dihapuskannya bunga, harap Muharram, maka diharapkan perkembangan PDAM akan lebih baik lagi. Menurut Muharram, Persatuan PAM Seluruh Indonesia (Perpamsi) saat ini sedang mengupayakan pemutihan utang PDAM seluruh Indonesia. "Tapi belum ada hasilnya," kata Muharram. Muharram mengaku bahwa solusi untuk pembangunan PDAM Kota Tangerang adalah mengundang investor. Dia mengaku tidak ingin lagi meminjam dana, apalagi ke bank dengan bunga mencapai 12 persen. Saat ini jumlah pelanggan PDAM Kota Tangerang berjumlah 12 ribu. Sementara pelanggan PDAM Kabupaten Tangerang, kata Muharram, berjumlah sekitar 70 ribu. "65 ribu pelanggan PDAM Kabupaten ada di Kota Tangerang," tuturnya. Laporan : c21 Post Date : 22 Desember 2004 |