|
WATES (KR) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari Amerika Serikat, United States Agency International Development (USAID) akan membantu pengelolaan air bersih di wilayah Jateng dan DIY, termasuk diantaranya Kabupaten Kulonprogo. Kegiatan ini akan dilaksanakan tahun 2006 hingga 2009 melalui Environmental Service Programe (ESP). Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur USAID Chris Bannet saat melakukan audiensi dengan Bupati H Toyo Santoso Dipo, Rabu (15/2) sore di Gedung Joglo Pemkab. Chris Bannet didampingi pimpinan ESP Reed Mervild dan Advisor Jateng DIY Sharon Lumbantobing serta pengurus Yayasan Damar. Sementara Bupati Toyo didampingi Kepala Bappeda Drs H Darto, Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Ir Agus Langgeng Basuki, Kepala Kantor Humas Drs R Agus Santoso MA, dan Kabag Pembangunan Setda Nugroho SE. Menurut Chris, ESP di Indonesia sudah dilaksanakan selama sekitar satu tahun. Yakni di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera dan Kalimantan. Namun bagi Jateng dan DIY baru dilakukan mulai tahun ini. Proyek yang dikerjakan adalah pengelolaan air di wilayah hulu agar ketika sampai di hilir masih bersih yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Di wilayah Kulonprogo, tambah Chris, ditengarai ada cukup banyak sumber air yang bisa dipergunakan sebagai sumber air bersih. Seperti di daerah-daerah pegunungan yang selama ini menjadi sumber air bagi masyarakat di daerah bawah, termasuk sungai Progo. "Sumber air itu yang ada perlu dikelola dan dilestarikan," ujarnya. Ditambahkan Reed Mervild, pihaknya belum mempunyai bentuk konkret dari proyek yang akan dikerjakan. Saat ini baru dilakukan observasi lapangan oleh mitranya, Yayasan Damar, yang hasilnya nanti akan menjadi bahan pelaksanaan proyek. "Yang jelas berupa pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pelestarian sumber air dan pengaturannya agar bisa dipergunakan masyarakat secara optimal," terangnya. Selama ini proyek yang dikerjakan ESP sebagian besar berupa penerapan teknologi. Namun untuk pengelolaan sumber air ini pihaknya akan lebih banyak membangun infrastruktur. Karena sudah ada beberapa lembaga yang menyatakan bersedia untuk membantu pengadaan dana. Terhadap rencana tersebut, Toyo menyatakan akan memberikan dukungan penuh. Karena saat ini pengelolaan air bersih menjadi masalah yang krusial dan pengerjaannya memerlukan dana besar serta perencanaan yang komprehensif. Pengelolaan air di Kulonprogo akan dilakukan tidak hanya dengan pelestarian hutan saja. Namun juga dengan membuat dam-dam kecil untuk menahan aliran air. Kondisi aliran sungai sekarang sudah berubah. Antara lain disebabkan ditambangnya batu-batu besar yang sebenanrnya bisa menghambat aliran air. "Saat ini kalau banjir datangnya sangat cepat. Hilangnya pun cepat pula. Yang menandakan tidak adanya penghambat aliran. Oleh karenanya perlu dibuat dam-dam penghambat yang juga bisa berfungsi sebagai kolam untuk memelihara ikan," katanya. (Wid) Post Date : 17 Februari 2006 |