|
MAKASSAR -- Menjamurnya depot air minum isi ulang di Sulsel, utamanya di Kota Makassar, sementara pasar yang cenderung tidak mengalami penambahan yang signifikan alias stagnan membuat bisnis isi ulang, saat ini sudah memasuki titik jenuh. Munculnya satu depot baru bisa membuat tiga usaha sejenis tutup. Di sisi lain, ada upaya dari pembuat regulasi, dalam hal ini pemerintah, untuk menaikkan tarif air untuk sektor bisnis. Akibatnya, usaha ini semakin tidak prospektif. "Kalau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menaikkan tarif maka hampir dapat dipastikan banyak usaha depot air minum isi ulang akan tutup. Hal itu tentunya akan berdampak pula pada terjadinya penambahan pengangguran. Olehnya itu, pemerintah harus memberikan respon agar usaha yang sangat membantu masyarakat ini tidak tutup atau mati," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang (Aspada), Sulsel, Taqyuddin Djabar, di sela-sela acara Deklarasi dan Silaturahmi Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Sulsel, Sabtu, 23 April, malam kemarin, di Restoran Pualam. Saat silaturahmi, Taqyuddin didampingi pengurus teras Aspada lainnya masing-masing Hasanuddin (Sekretaris), Andi Makkasau Karaka (Ketua I), Ir Asriani (Ketua II), Muh. Djafar (Ketua III), dan Afianto (Bendahara). Hadir pada acara ini sekitar 100-an pengusaha yang bergerak di sektor bisnis depot air minum isi ulang di Sulsel. Saat ini berdasarkan data yang diperoleh dari Aspada, di Makassar terdapat sekitar 130 depot air minum isi ulang. Usaha di sektor ini mencatat market share sekitar 32 persen dari 45 persen total konsumen yang menggunakan air minum isi ulang. Selebihnya, sekitar 13 persen mengkonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Usaha depot air minum isi ulang yang ada di daerah ini, menyerap sekitar 1.000 orang tenaga kerja, suatu jumlah yang cukup besar. Tenaga kerja itu, rata-rata berpendidikan SD/SMP. Selain mempekerjakan sampai sekitar seribu tenaga kerja, sektor usaha ini menurut Taqyuddin, banyak membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minum yang layak dan sehat, dengan harga yang kompetitif. Usai silaturahmi Taqyuddin yang didampingi Robert K. Moha, MBA, salah seorang pengusaha air minum yang cukup besar di Sulsel, memberikan keterangan kepada wartawan. Ke depan, kata Taqyuddin, Aspada akan membuka sekretariat di Jalan Topaz Raya, Panakkukang. Saat ini, sekretariat Aspada masih di Komplek Perumahan Hartako Indah, Makassar. Sebagai bentuk kewajiban moral terhadap masyarakat dan kelanjutan usaha ini, Aspada bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Diknes) akan melakukan uji klinis terhadap anggota Aspada secara rutin. Selain dengan Dinkes kerjasama pun akan dijalin oleh Aspada dengan pihak terkait lainnya seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Hal itu menurut Taqyuddin agar tiga hal penting dalam usaha depot air minum isi ulang ini, yakni soal produksi, pemasaran dan manajemen dapat berjalan dengan baik. Post Date : 25 April 2005 |