Kota Semarang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang sering menjadi langganan banjir. Tidak hanya saat musim hujan saja, tetapi juga saat tertentu seperti ketika terjadi pasang air laut. Naiknya muka air laut mengakibatkan genangan di beberapa titik kota yang disebut rob. Fenomena demikian telah terjadi sejak beberapa tahun silam dan semakin diperparah dengan berbagai faktor lingkungan lain, misalnya, proses penurunan tanah akibat beban berat pembangunan yang pesat, peralihatan tata guna lahan, dan kebiasan membuang sampah sembarangan.
Kondisi tersebut membuat pemerintah bagaikan terkepung masalah lingkungan yang tiada habisnya. Banjir dan rob terjadi di berbagai tempat secara berselang-seling atau bersamaan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki sistem drainase yang dituding sebagai biang masalah. Namun, proyek-proyek itu belum menemukan hasil yang optimal sehingga terkesan tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Salah satu faktor yang menjadi alasan belum optimalnya program perbaikan drainase itu adalah keterbatasan dana. Oleh karena itu, beberapa tahun terakhir ini pemerintah kota berupaya mengalokasikan biaya yang memadai untuk operasional dan pemeliharaan ke empat sistem drainase Kota Semarang. Untuk kegiatan operasional seperti penyuluhan dan pengoperasian bangunan sistem drainase seperti pompa dan pintu air dialokasikan dana sekitar Rp 11,9 miliar. Untuk kegiatan pemeliharaan saluran seperti pengamanan, pencegahan, perawatan, dan perbaikan dianggarkan sekitar Rp 30 miliar. (IWN, Litbang Kompas)
Post Date : 16 Juni 2009
|