|
BANDA ACEH - Pj Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin mengatakan, Pemko Banda Aceh selama ini sudah bekerja untuk membangun tanggul penahan banjir pasang purnama di sejumlah desa lewat bantuan alat berat dari donatur asing. Namun, dana operasionalnya sangat terbatas, sehingga pembangunan dilakukan bertahap. Karena APBD 2005 belum disahkan, untuk biaya operasionalnya Pemko harus mengutang. Pernyataan Mawardy Nurdin disampaikan kepada Serambi, usai mengikuti sidang paripurna dewan dalam rangka pelantikan dua anggota dewan DPRD Kota Banda Aceh, Senin (25/7). Pascatsunami, kata Mawardy, Pemko Banda Aceh tidak hanya berpangku tangan. Tapi, terus bekerja untuk memperbaiki apa saja yang mungkin dilaksanakan. Pemko, katanya, sudah berhasil membangun tanggul kontruksi tanah di Desa Pelanggahan dan kini sedang dikerjakan di Desa Kp Jawa, Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh. Untuk pembangunan tanggul di kedua desa itu, alat beratnya dibantu oleh sejumlah donatur asing, seperti Hitachi, IRD. Sedangkan biaya opera-sionalnya dari Pemko Banda Aceh. Sudah 2.000 meter lebih tanggul dibangun di kedua desa tersebut. Jadi kami tidak hanya duduk saja dan perlu diketahui kami bekerja tanpa ada bantuan dana APBD, katanya. Menurut Mawardy, legislatif harus intropeksi, apa yang sudah mereka laksanakan kecuali berbicara. Semestinya, rakyat harus tahu, apa yang sudah pemko lakukan dan apa yang dewan perbuatan. Pembahasan RAPBD saja sampai sekarang tidak selesai dilakukan dewan, padahal sudah diberikan sejak April lalu. Kalau sudah selesai dibahas, bisa lebih membantu program pembangunan tanggul panahan pasang. Dalam APBD, semua biaya operasional alat berat sudah dimasukkan, kalau dana sudah ada pembangunannya bisa dipacu lebih cepat. Jangan selalu menyalahkanlah. Kalau berbicara lihat kenyataannya. Kalau tidak dikasih uang, bangaimana mau kerja. Jangan asyik berteriak-teriak saja, dana APBD sampai sekarang kan belum ada, jelas Mawardy. Pemko Banda Aceh, katanya, tetap mengupayakan sebelum Desember 2005 semua tanggul penahan air pasang sudah selesai dibangun dengan dana APBN. Karena pada Desember, akan terjadi puncak air pasang dan diperkirakan air akan lebih tinggi dari pasang purnama yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini. Sedangkan dana pembangu-nannya sudah tersedia dari APBN-P sebesar Rp 100 milyar dan segera akan ditenderkan. Selain tanggul, Pemko bekerja sama dengan sejumlah NGO asing, seperti Oxfam dan lain-lain akan membangun pintu air dan rumah pompa. Karena kalau tidak ada pintu air, maka air pasang tetap akan masuk ke kota. Sebelum tsunami, katanya, air pasang purnama tetap akan masuk ke kota bila pintu-pintu air tidak ditutup. Untuk mengadaan pompa air, katanya butuh dana sebasar Rp 13 milyar. Belum lagi membangun rumah pompa mencapai Rp 750 juta/unit. Untuk membenahi air pasang, perlu biaya, bukan pemko tidak bekerja. Karena pantai yang rusak pascatsunami cukup panjang. Malah, dalam pasang purnama tiga hari ini, tanggul yang sudah dibangun Sofyan sepajang 500 meter di Lambaro Skep, karena belum padat hancur kembali dibawa air pasang.(hel) Post Date : 26 Juli 2005 |