|
BIASANYA banyak orang yang tak tertarik bergelut dengan timbunan sampah. Di samping baunya tak sedap, terkadang membuat tubuh menjadi kotor. Namun itu tak berlaku bagi Widyo Leksono, guru Kesenian SMA Muhammadyah 1 Semarang. Sampah yang tak banyak dilirik orang itu ia sulap menjadi sesuatu yang bermakna. Tumpukan botol-botol plastik bekas, dia ubah menjadi berbagai tokoh wayang. Memang, wayang besutan pria kelahiran Jepara, 46 tahun silam itu lain dari tokoh pewayangan yang selama ini ada. Serupa tapi tak sama. Wayang hasil kreativitasnya itu berwujud berbagai bentuk binatang, meski berkesan sederhana. Dari tangannya, muncul beragam jenis binatang yang diwujudkan dalam sebuah cerita pewayangan. Semisal kancil, siput, marmut, bebek, capung, dan kunang-kunang. Mengambil lakon Lagi-lagi si Kancil Suka Usil, pria yang kerap dipanggil Babahe itu mengajak puluhan siswa sekolah untuk mementaskan karyanya. Hasilnya, terselenggara sebuah pagelaran pentas wayang botol plastik bekas, Sabtu (3/12) malam di sekolah yang terletak di Jalan Tentara Pelajar 91. "Saya memang tergerak untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bisa dimanfaatkan dan ajang kreativitas dalam berkesenian. Rupanya, botol plastik bisa menjadi media alternatif peraga bagi guru dalam mengajar,'' ujar dia. Selama sehari, dibantu siswa-siswa yang tergabung dalam Teater Matahari, dia mengais sampah di sekitar lingkungan sekolah. Jika dijumpai botol palstik bekas, ia pungut lalu dirombak menjadi berbagai bentuk binatang. Lantaran ide kreatif itu pula, City Group Success Fund (CSF) memberikan dukungan finansial sehingga terwujud pementasan karyanya. CSF adalah sebuah program pendanaan dari Citi Bank bagi guru-guru yang mempunyai ide-ide cemerlang di beberapa wilayah seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang. (Fahmi Z Mardizansyah-18m) Post Date : 05 Desember 2005 |