|
PALEMBANG – Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra menyatakan,masalah yang masih ditemukan dalam bidang kebersihan saat ini adalah kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di saluran air. “Sampah dan kemiskinan memang berkaitan sehingga membuat ketidakteraturan kondisi Palembang, terutama di bantaran anak sungai. Ditambah pula, masih ada warga yang membuang sampah ke saluran air,”ungkap Eddy di kantor wali kota kemarin. Untuk mengubah kebiasaan warga, sosialisasi kebersihan kepada masyarakat akan ditingkatkan. Tidak hanya pengendalian dan kesadaran dari warga Palembang, tapi juga warga luar daerah yang kerap hadir di Palembang pada akhir pekan harus memiliki kesadaran serupa dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. “Peran komunitas dalam sektor ini memang sangat besar. Karena itu, kita upayakan akan memperbaiki kawasan yang terkesan kumuh dan kotor menjadi wilayah yang lebih baik,terutama di kawasan aliran sungai,”ujarnya. Plt Kepala Dinas PUBM dan PSDA Kota Palembang Dharma Budi menyatakan, saluran air di Palembang saat ini dilakukan perawatan rutin oleh pihaknya. Adapun sasaran aliran sungai yang menjadi prioritas pihaknya adalah Sungai Sekanak dan Sungai Bendung. “Dua sungai ini lebih lebar dan memberi pengaruh besar pada persoalan banjir yang kerap terjadi di Kota Palembang,” sebutnya. Budi mengungkapkan,Pemkot tengah membuat rencana membangun dinding pembatas guna menahan air di pinggiran Sungai Musi. Direncanakan pembangunannya dimulai dari kawasan Pasar Kuliner 16 Ilir hingga Pelabuhan 16 Ilir.Dengan begitu,ketika terjadi pasang di saat musim hujan,air dari sungai tidak akan masuk ke permukiman warga yang kebetulan berada di bibir sungai. “Dengan dibuatnya turap atau pembatas ini,kawasan tersebut akan lebih baik dengan permukaan yang lebih tinggi. Dengan begitu, sampah yang mampir ke pinggiran dan penyebab genangan bahkan banjir, dapat terhindarkan,”tuturnya. Pembangunan ini akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika menggunakan APBD, dipastikan tidak akan cukup. Adapun untuk tahap awal, pihaknya membangun sekitar 500 meter tanggul ke arah Ulu dan Ilir setiap tahunnya, dengan dana dari Kementerian PU Bina Marga RI sebesar Rp5 miliar per tahun. “Jadi, pembangunan ini akan diupayakan bersama Pemerintah Provinsi Sumsel, kemungkinan dibutuhkan sekitar Rp2 miliar,”sebut Budi. Terkait titik banjir di jalan protokol, seperti Jalan Jenderal Sudirman, Budi mengatakan, jalan-jalan protokol juga akan menjadi prioritas pihaknya dalam mengatasi banjir di Palembang.“Itu prioritas kita juga,”ujarnya. Dalam kesempatan yang sama,Kepala DKK Kota Palembang Kms Abubakar mengatakan, saat ini sedang dibangun program human resouces building, yang berkaitan dengan infrastruktur dan peran masyarakat dalam hal kebersihan. Program tersebut yaitu kampung ramah lingkungan.Tercatat, saat ini Palembang sudah memiliki 4.883 rukun tetangga (RT) yang bisa dioptimalkan fungsinya untuk menjaga lingkungan. “Bank sampah salah satu yang menjadi produk dari kampung ramah lingkungan ini. Jika program ini berjalan dengan baik, bisa dipastikan tiga tahun ke depan, masalah kebersihan bisa terselesaikan,” ujarnya. yulia savitri Post Date : 28 Februari 2012 |