Tumpukan Sampah Tutupi Jalan

Sumber:Koran Sindo - 18 Desember 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG(SINDO) – Tumpukan sampah di 140 tempat pembuangan sementara (TPS) sudah menutupi sebagian ruas jalan di Kota Bandung,Jawa Barat,kemarin. Ketinggiannya sudah mencapai satu sampai tiga meter.

Berdasarkan pantauan, tumpukan sampah setiap hari semakin menggunung. Contohnya di Pasar Simpang Dago. Tumpukan sampah di tempat itu sudah mencapai setengah badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan. “Tumpukannya sudah sampai ke jalan, berakibat kemacetan,” ujar Ujang , 30, saat ditemui di Pasar Simpang Dago. Selain jalan macet, pedagang dan warga yang berbelanja di Pasar Simpang mengaku tidak nyaman dengan menumpuknya sampah tersebut. Seperti diungkapkan Ena , 30,warga Tubagus Ismail ini terpaksa memakai masker karena tidak kuat menahan bau sampah yang menyeruak dari tumpukan sampah. “Tumpukan sampah sudah sangat bau, jadi terpaksa saya menggunakan masker,”katanya.

Sampah pun menumpuk di Jalan Sudirman, depan Pasar Andir. Sampah yang sudah menggunung itu nyaris menutupi sebagian jalan serta menimbulkan bau tak sedap. Di TPS Balubur, Taman Sari, juga demikian. Hingga kemarin siang sampah tersebut masih menggunung. Bau tidak sedap sudah tercium dari radius 100 meter. Asep Sujana, seorang penjual nasi, mengeluhkan bau tak sedap itu. Asep mengeluh karena sejak tiga hari lalu pembeli yang mampir ke warungnya berkurang. “Biasanya, pengendara motor yang lewat banyak yang makan, tapi karena bau sampah mereka enggan makan di sini,”katanya. Sementara itu, setelah empat hari diblokade warga, TPA Sarimukti akhirnya kemarin dibuka.

Gunungan sampah yang berada di 140 TPS di Kota Bandung diprediksi baru bisa terangkut dalam 10 hari ke depan.”Ya, alhamdulillah sampah sudah mulai diangkut hari ini (kemarin). Kami perkirakan satu minggu hingga 10 hari ke depan baru selesai diangkut,” ujar Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Cece Iskandar. Menurut dia, gunungan sampah di Bandung diperkirakan mencapai 4.000 ton. Dengan asumsi, setiap hari produksi sampah yang dihasilkan 1.000 ton. Adapun jumlah truk untuk mengangkutnya hanya 97 truk. ”Tonasenya (truk) macam-macam, yang paling besar 5 hingga 6 ton, yang paling kecil 4 ton,”ujarnya.

Menurutnya, untuk mengangkut gunungan sampah itu tak seperti membalikkan telapak tangan, meski TPA Sarimukti sudah dibuka. ”Ya, kami optimalkan 24 jam untuk pengangkutan kalau memungkinkan. Kalau tidak, ya minimal 18 jam, seperti hari normal,” ungkapnya. Cece mengatakan, TPA Sarimukti kembali dibuka setelah adanya kesepakatan dan dialog dengan warga setempat. Penutupan TPA Sarimukti selama empat hari yang dilakukan warga dikarenakan tidak adanya komunikasi yang lancar antara warga dengan pemerintah.

“Berdasarkan dialog yang kami lakukan dengan warga, akhirnya warga sepakat kembali membuka TPA Sarimukti. Intinya memang komunikasi antara warga dan pemerintah tidak baik,”paparnya. Seluruh tuntutan warga yang selama ini menjadi alasan blokade jalan, kata Cece, sudah mulai dilakukan sedikit demi sedikit.Salah satunya perbaikan jalan menuju TPA sudah mulai dilakukan.

“Dana bantuan sebesar Rp300 juta kabarnya memang akan cair.Perbaikan jalan yang menjadi salah satu tuntutan warga sudah mulai dilakukan juga,”katanya. (masita ulfah/ agung bakti sarasa)



Post Date : 18 Desember 2010