|
JEBUS Tumpukan sampah di sejumlah tempat di kawasan pusat perekonomian Kecamatan Jebus di Pasar Parittiga masih menggunung. Hal ini terjadi sejak Idul Fitri 1426 lalu. Pantauan harian ini hingga Sabtu (12/11) di lokasi yang selalu dipadati oleh lalulalang warga di sudut simpang empat pasar terlihat masih terjadi tumpukan besar peti-peti kayu bekas buah-buahan, plastik dan sampah organik. Tumpukan sampah yang sebagian besar berupa kotak-kotak kayu dan sebagian dikumpulkan dalam sejumlah karung plastik juga dengan mudah dapat ditemukan bertumpuk di sejumlah pertokoan yang berjejer di sepanjang jalan pasar bawah dan di lokasi Terminal Parittiga. Keadaan ini menimbulkan kesan jorok dan kumuh terhadap kawasan ini apalagi ruas jalan Pasar Parittiga ini merupakan jalan utama yang sehari-harinya ramai digunakan warga dari sejumlah desa di Kecamatan Jebus. Ketua Forum Pemuda Bersatu (FPB) Drs Samsir kepada harian ini mengungkapkan pihaknya mengharapkan keseriusan pihak pengelola pasar untuk segera mengatasi permasalahan sampah di kawasan Pasar Parittiga. Selama ini sudah banyak keluhan yang disampaikan masyarakat mengenai masalah sampah di pasar. Kalau pengelola tidak sanggup lebih baik diserahkan ke pihak swasta saja dan untuk ini kami rasa banyak yang mau mengelolanya, ujar Samsir. Kepala Pasar Parittiga, Sumiadi ketika dikonfirmasi harian ini mengungkapkan pihaknya dalam beberapa hari belakangan ini sudah melakukan pembuangan sampah-sampah di Pasar Parittiga. Yang kami utamakan untuk sampah-sampah organik seperti tulang-tulang sapi, ayam yang sudah mulai membusuk di dalam pasar ikan dulu agar tidak mencemari lingkungan. Lihat saja untuk pasar dalam sekarang sudah bersih, ungkap Sumiadi. Disinggung mengenai kendala yang terjadi dalam mengatasi masalah sampah hingga masih bertumpuk sampai saat ini di sejumlah tempat di Pasar Parittiga, Sumiadi mengatakan karena keterbatasan sarana seperti truk sampah yang sering kali rusak pihaknya tidak bisa melakukan pengangkutan sampah secara sekaligus di seluruh kawasan pasar. Sehari paling kita bisa mengangkut empat rit saja itupun untuk tenaganya kita ambil semuanya dari sekitar sini karena petugas kebersihannya belum masuk, kata Sumiadi. Menjawab pertanyaan harian ini mengenai usulan untuk menyerahkan pengelolaan kebersihan pasar kepada pihak swasta Sumiadi mengatakan pihaknya untuk masalah ini tergantung bagaimana pihak kabupaten. Tapi dulu waktu dikelola pihak swasta malah lebih parah lagi. Tumpukan sampah ada dimana-mana dan kami waktu itu pernah sampai nombok Rp 3 juta, ungkap Sumiadi. (wan) Post Date : 15 November 2005 |