GARUT, (PR).- Sedikitnya seratus tenaga kerja kontrak (TKK) di lingkup Bidang Kebersihan Dinas Perumahan Tata Ruang dan Cipta Karya (Pertacip) Kab. Garut belum menerima honor selama tiga bulan. Hal tersebut berpengaruh pada kegiatan operasional pengangkutan sampah sehingga menjadi tersendat yang mengakibatkan banyaknya tumpukan sampah.
Hal itu diakui salah seorang pekerja kebersihan, Emang (34), di Jln. Patriot Kab. Garut, Minggu (7/2). "Memang sudah tidak dapat honor sejak 3 bulan. Jadi mengangkut sampah juga malas," katanya.
Pemantauan "PR" di lapangan, timbunan sampah terlihat di sejumlah titik di Kab. Garut. Tidak jarang sampah tersebut meluber hingga menyebabkan badan jalan menyempit.
Belum lagi bau yang ditimbulkan sampah akibat sering diguyur hujan setiap hari karena pengangkutan sampah terlambat dilakukan. "Kalau bayaran seperti normal, kami juga enak kerjanya. Hampir tiap hari diangkut, kalau sekarang telat bayar begini ya paling 2-3 hari sekali baru diangkut," ucapnya.
Banyaknya timbunan sampah dikeluhkan warga Kab. Garut. "Kebersihan jadi tidak terjaga karena sampah tidak cepat diangkut. Belum lagi bau yang menyebar ke permukiman karena sampah terus bertumpuk di satu tempat," kata Ishak (45).
Semua TKK
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Pertacip Kab. Garut Iwan Trisnadiwan mengakui terjadi keterlambatan pembayaran honor TKK Bidang Kebersihan. "Sepertinya semua TKK di Kab. Garut juga mengalami keterlambatan pembayaran karena APBD Kab. Garut tahun anggaran 2010 belum bisa dicairkan," katanya.
Jumlah TKK kebersihan mencapai seratus orang. Dari jumlah tersebut, sebagian mengoperasikan truk sampah sebanyak 27 unit. Volume sampah tiap hari mencapai 950 meter kubik. Rata-rata volume sampah rumah tangga tiap kecamatan dari 42 kecamatan setiap hari memproduksi 216 m3 sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing. (A-158)
Post Date : 08 Februari 2010
|