|
Pulang Pisau, Kompas - Banjir yang melanda jalan trans-Kalimantan poros selatan di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (8/12), mencapai puncaknya. Antrean kendaraan lebih dari satu kilometer. Arus lalu lintas dari Banjarmasin menuju Palangkaraya dan sebaliknya terganggu karena kendaraan tidak bisa melewati banjir setinggi satu meter. Tidak ada jalan darat alternatif yang menghubungkan dua provinsi itu. Genangan air akibat meluapnya Sungai Kahayan sejak lima hari lalu itu belum ada tanda-tanda bakal surut, bahkan genangan air cenderung semakin tinggi dan meluas. Kendaraan yang akan melewati ruas yang terendam air terpaksa menggunakan perahu penyeberangan darurat. Penyeberangan itu terdiri dari dua perahu yang dihubungkan beberapa keping papan. Di atas kedua perahu itulah mobil atau motor dinaikkan untuk melintasi genangan sejauh sekitar satu kilometer. Untuk mengangkut mobil ada 15 perahu penyeberangan dengan ongkos Rp 55.000 per mobil. Untuk mengangkut sepeda motor tersedia 60 perahu. Namun, tarif penyeberangan yang hari sebelumnya Rp 6.000, kemarin naik menjadi Rp 10.000 per sepeda motor. Sementara untuk penyeberangan orang dipungut Rp 5.000 per penumpang. Selain memberi penghasilan bagi warga yang menyediakan angkutan melewati banjir, ibu-ibu di desa itu juga mendapat penghasilan dari membuka warung. Lumayan, selama lima hari banjir bisa dapat untung Rp 50.000 per hari, kata Ely, salah seorang warga. Sementara itu di Banjarmasin, beberapa pemilik truk yang melayani angkutan barang tujuan Palangkaraya mengeluhkan mahalnya biaya penyeberangan di Tumbang Nusa. Mereka mengharapkan Pemerintah Provinsi Kalteng bisa mengatur masalah itu, sebab mahalnya biaya penyeberangan akan berdampak pada naiknya harga barang. Banjir di daerah rawa Tumbang Nusa berlangsung hampir setiap tahun di ruas jalan trans-Kalimantan poros selatan antara Banjarmasin-Palangkaraya sepanjang 196 kilometer. Pemprov Kalteng kini membangun jalan layang sepanjang tujuh kilometer di atas rawa tersebut. Saat ini jalan layang yang masih dalam tahap pengerjaan sepanjang 3,7 kilometer dan diharapkan selesai akhir Mei 2006. Konstruksi jembatan itu menggunakan tiang pancang dalamnya lebih dari 20 meter. Gubernur Kalsel Rudy Ariffin di Banjarmasin mengatakan, para gubernur se-Kalimantan dalam pertemuan di Jakarta belum lama ini sepakat memprioritaskan trans-Kalimantan poros selatan mulai dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Barat. Alasannya, lintas selatan ini merupakan tahap awal terhubungkannya empat provinsi di Kalimantan melalui jalan darat. (CAS/FUL/THY) Post Date : 09 Desember 2005 |