|
JAKARTA -- Keterlambatan pengangkutan sampah di wilayah Jakarta Timur karena armada truk pengangkut Suku Dinas Kebersihan Pemkot Jaktim tidak beroperasi optimal. Dari 131 truk sampah mekanis hanya 124 unit yang beroperasi. ''Armada truk yang kita punya ada keterbatasan dalam operasinya,'' papar Wira, kepala Sudin Kebersihan Pemkot Jaktim, kemarin (27/2). Selain banyak yang sudah tidak laik operasi, tambah dia, dalam pengangkutan juga sering terhambat lalu lintas yang macet. Di lokasi penampungan akhir (LPA) Bantargebang sering mengalami kendala. Truk sampah, kata Wira, harus antre untuk menurunkan muatan yang dibawa. Selain itu, akses jalan masuk ke lokasi LPA Bantargebang masih kurang memadai. Akibat kendala itu, pengangkutan sampah sering mengalami keterlambatan. Wira mengungkapkan, ada 38 truk sampah yang tidak laik operasi. Tapi hingga kini masih terus dioperasikan. ''Meskipun harus berisiko sering mogok. Tetapi tidak ada pilihan lain,'' tutur dia. Ratusan armada tersebut melakukan pengangkutan sampah domestik (sampah rumah tangga) dari 65 kelurahan yang ada di Jaktim. Sampah yang diangkut berasal dari sekitar 145 lokasi penampungan sampah (LPS) terbuka. Diketahui, volume sampah untuk wilayah Jaktim mencapai 6.500 meter kubik per harinya. Terdiri atas sampah organik dan sampah non organik. Sedangkan pengelolaannya 70 persen dari keselurahan dikelola oleh Sudin Kebersihan Pemkot Jaktim. Di tempat terpisah, Lurah Kebon Manggis, Teguh Setiawan, mengatakan memang sering terjadi keterlambatan dalam pengangkutan sampah di wilayahnya. Untuk LPS di Kelurahan Kebon Manggis, sampah biasa diangkut seminggu dua kali. Volume sampah di Kebon Manggis memang cukup tinggi, lebih dari 20 meter kubik per harinya. Karena itu, kata Teguh, pihak kelurahan sering melakukan pengangkutan sendiri ke LPA Bantargebang dengan bantuan kendaraan operasional dari kecamatan.(c38 ) Post Date : 28 Februari 2006 |