Transportasi di Sulawesi Tengah dan Tenggara Terputus

Konawe Utara, Kompas - Banjir setinggi 1,5 meter yang melanda Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, memutuskan arus transportasi dengan Sulawesi Tengah sejak sepekan lalu.

Banjir terjadi tepat di perbatasan Desa Linomoyo dan Sambadete, Kecamatan Asere, Konawe Utara. Air menggenangi jalan sepanjang 400 meter. Pada Rabu (4/6) malam, banjir masih setinggi pinggang orang dewasa. Penumpang angkutan darat dari Konawe Utara memakai rakit untuk bisa sampai ke Sulawesi Tengah, begitu pula sebaliknya.

Irsyad, warga Asere yang mengoperasikan rakit, menyebutkan, banjir terjadi karena kiriman air dan hujan delapan hari berturut-turut. ”Baru kali ini ada banjir memutus jalan. Biasanya tidak separah ini,” ujarnya.

Setiap hari sekitar 200 penyeberang menggunakan rakit Irsyad yang hanya dapat memuat sepeda motor. Truk dan mobil terpaksa menunggu air surut agar dapat diseberangkan.

Safiudin, Kepala Desa Sambadate, menyebutkan, jika tak kunjung surut, banjir dapat membuat perekonomian lumpuh karena terputus dari pusat perekonomian di Kendari.

Longsor

Sementara itu puluhan keluarga yang mendiami 18 rumah di unit permukiman transmigrasi (UPT) Kumang-kumang di Gunung Jambangan, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, Kamis, mengungsi ke tempat aman gara-gara terjadi longsor di dekat permukiman mereka. Mereka mengungsi ke rumah-rumah di lokasi transmigrasi yang masih kosong karena takut.

Lokasi permukiman warga berjarak sekitar 150 meter dari lokasi longsor di beberapa lokasi kawasan perbukitan tersebut. Longsor terjadi akibat hujan lebat beberapa hari ini sehingga meruntuhkan sebagian kawasan perbukitan yang gundul.

Kepala UPT Transmigrasi Kumang-kumang Mawar mengatakan, meski tidak ada korban jiwa, warga yang menempati 18 rumah terpaksa mengungsi. ”Mereka diungsikan agar tidak terkena longsor,” katanya.

Pada Sabtu lalu, sembilan desa di tiga kecamatan di Kotabaru dilanda banjir. (NIT/FUL)

Post Date : 06 Juni 2008