Tragedi Banjir dan Longsor yang Belum Berakhir

Sumber:Indo Pos - 21 Maret 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Banjir yang terjadi di Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Kudus, Jateng, sama-sama menggila. Di Kudus, dua korban jiwa melayang. Di Bengkulu, ratusan rumah tenggelam. Berikut laporannya.

Tanah longsor disertai banjir bandang kembali terjadi di Kudus. Bahkan, bencana yang terjadi di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, itu merenggut dua nyawa dan menghancurkan lima rumah.

Dua korban tewas tersebut adalah Suntono, 20, dan Sukanah, 38. Sukanah merupakan bibi Suntono. Keduanya warga Dukuh Rahtawu, RT 3/IV, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog. Jenazah Suntono sudah ditemukan, sedangkan jenazah Sukanah masih dalam pencarian.

Jenazah Suntono ditemukan setelah hanyut cukup jauh dari lokasi kejadian. Dia ditemukan di sungai yang melintasi Desa Menawan oleh para penambang pasir. Berarti, Suntono hanyut terbawa arus hampir tujuh kilometer.

Setelah ditemukan, jenazah Suntono disemayamkan di rumah Sekretaris Desa Rahwatu Sukono. Kebetulan, mereka masih memiliki hubungan keluarga. Sementara itu, warga yang lain masih terus mencari Sukanah yang hanyut bersama dengan Suntono.

Bencana itu terjadi sekitar pukul 10.30. Sungai Kaligelis yang melintasi dukuh tersebut tiba-tiba saja meluap dengan arus sangat deras. Sungai itu membawa longsoran tanah sehingga warna airnya sangat cokelat.

Derasnya aliran sungai itu menghanyutkan lima rumah di dukuh tersebut. Masing-masing rumah Kemisan yang masih mertua Suntono, rumah Sulikhan, Kemiran, Seniran, dan Jayus. Semuanya warga RT 3/IV dukuh tersebut.

Selain rumah, hewan milik penduduk juga ikut hanyut dalam peristiwa tersebut. Tercatat, 12 ekor kambing dan empat ekor sapi hilang terbawa arus sungai. Salah satu sapi tersebut sempat terlihat hanyut di aliran Sungai Kaligelis yang melintasi kawasan perkotaan di Jl Sunan Kudus.

Rumah warga yang hanyut tersebut umumnya berada di samping aliran sungai. Karena itu, ketika banjir bandang yang membawa longsoran tanah datang, rumah-rumah tersebut hanyut tak berbekas lagi.

Babinsa Rahtawu Kopral Komarulhadi mengatakan, banjir bandang juga menghanyutkan dua jembatan di desa tersebut. "Begitu banjir datang dari atas, dua buah jembatan yang menghubungkan Desa Semliro dengan Rahtawu tersapu bersih. Tak ada lagi sisanya," ujarnya.

Hingga kemarin, belum diketahui besarnya kerugian yang diderita akibat banjir bandang tersebut. Namun, aparat pemerintah terlihat sudah mendatangi lokasi untuk mengirimkan bantuan.

Sementara itu, tak kalah tragis, hujan lebat di Bengkulu Sabtu malam lalu mengakibatkan ratusan rumah di Kabupaten Seluma terendam banjir. Sedikitnya 320 rumah warga tenggelam. Rinciannya, 200 rumah di Desa Jenggalu, 100 rumah di Desa Cahaya Negeri, dan sekitar 25 rumah di Desa Air Periukan (Simpang Tiga Ngalam) dan Padang Pelasan. Jalur lintas barat Sumatera (jalinbar) sempat terputus akibat banjir yang menggenangi jalan itu.

Banjir disebabkan meluapnya dua sungai, yaitu Sungai Air Nelas di Kecamatan Sukaraja dan Sungai Sindur yang melintasi wilayah Kecamatan Air Periukan.

Saat ini, 1.642 jiwa atau 373 KK warga Desa Cahaya Negeri sudah mulai mengungsi dan tak tidur semalaman. Demikian pula ribuan jiwa di Desa Jenggalu.

Kabag Kesbang Linmas Pemkab Seluma Drs Sohardi Syafri dan Wakil Ketua DPRD Seluma Alimin Bahrun SE yang ditemui saat memantau kawasan banjir menyatakan, di wilayah itu ada dua titik air yang panjangnya sekitar 1,5 km. (mer/jpnn)

Post Date : 21 Maret 2006