|
Jakarta, Kompas - Tempat pengolahan sampah terpadu atau TPST pertama berbasis teknologi modern di Jakarta akan dibangun di lahan 10 hektar di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Untuk pembebasan lahan yang mulai dilaksanakan selambat-lambatnya Juli 2006, sudah tersedia anggaran Rp 42 miliar. Demikian penjelasan Kepala Suku Dinas Jakarta Utara Barmen S Sijabat di Jakarta, Jumat (14/4). Pembangunan TPST berbasis teknologi modern itu, katanya, merupakan keharusan bagi metropolitan Jakarta yang kini tumbuh menuju megapolitan. Output teknologi pengolah sampah di Marunda itu nanti berupa pupuk kompos, sumber daya listrik, dan biometal. Residu produk sampah itu bisa menjadi bahan baku batu bata dan genteng. Seperti apa persisnya teknologi itu, Barmen tidak bersedia merincinya karena merupakan kewenangan Dinas Kebersihan DKI Jakarta. "Akan tetapi, kami telah menengok teknologi modern untuk pengolahan sampah seperti di China, Jepang, Kanada, dan Jerman. Teknologi mana di antaranya itu yang akan kami pakai belum ditentukan," ujarnya menjelaskan. TPST Marunda dibangun untuk menampung sampah di seluruh DKI Jakarta. Sebenarnya luas lahan yang dicadangkan 45 hektar, tetapi untuk tahap awal dimulai pada lahan seluas 10 hektar dengan biaya yang dianggarkan Rp 42 miliar. Di TPST itu, selain dibangun gedung pengolah sampah berbasis teknologi modern, juga rencananya dibangun lapak dan perumahan pemulung. Menurut Barmen, dengan dibangunnya TPST Marunda tidak berarti TPA Bantar Gebang ditutup. Selama ini sampah yang dibuang ke sana menggunakan pola ditumpuk tanpa diolah (sanitary landfill). (CAL) Post Date : 15 April 2006 |