|
JAKARTA -- Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Slamet Limbong, optimis masalah antara warga Bojong dengan pemerintah Kabupaten Bogor bisa diselesaikan dengan damai. Sehingga TPST Bojong bisa digunakan sebagai tempat pemusnahan sampah terpadu yang dikirim dari DKI. Pernyataan tersebut disampaikan Limbong, seusai acara pelantikan Walikota Jakarta Pusat yang baru, beberapa waktu lalu. Menurut Limbong, optimisme ini perlu, dan mengingat upaya damai yang terus menerus dilakukan, ia yakin kesepakatan akan terjadi. ''Masa nggak bisa berdamai, kita ini kan sama-sama orang Indonesia.'' Ia juga menyatakan hingga saat ini, pihaknya terus menerus melakukan rapat koordinasi dengan Pemkab Bogor untuk memantau perkembangan Bojong. ''Kami sudah sepakat akan mewujudkan Bojong sebagai TPST sesegera mungkin,''ujarnya. Namun, kata Limbong menyikapi masalah penolakan warga, pihaknya tidak bisa berbuat apapun karena masalah yang ada saat ini merupakan masalah internal antara warga dan Pemkab Bogor. Sekarang tengah diusahakan agar bisa diwujudkan secepatnya dengan cara damai namun pasti. Limbong menyatakan selama Pemkab Bogor melakukan negosiasi dengan warganya, sampah DKI masih akan dikirim ke TPA Bantar Gebang. Namun, katanya, meski nanti TPST Bojong sudah bisa digunakan, pengiriman sampah ke Bantar Gebang tetap akan dilakukan. ''Jadi ke Bantar Gebang dikirim, ke Bojong juga jalan,''ujarnya lagi. Menurut Limbong, yang perlu dilakukan saat ini adalah memilah antara warga yang pro dan kontra. ''Sebenarnya warga mana sih yang kontra.'' Ia menyatakan harus diketahui antara warga yang sebenarnya dengan warga yang sudah disusupi kepentingan pihak lain. ''Tapi sebaiknya kita jangan dulu berburuk sangkalah,''katanya lagi. Namun, kata Limbong, pihaknya juga meminta aparat untuk lebih berani mengambil tindakan tegas jika ada warga yang melanggar hukum. Limbong juga meminta warga untuk tidak langsung bereaksi negatif dengan rencana TPST ini. Menurutnya, yang terpenting dari pengelolaan sampah ini adalah memenuhi syarat sebagai teknologi modern dan tidak merugikan kesehatan. ''Makanya harus dilihat dulu, dan jangan asal tidak setuju saja,''kata Limbong. Namun ketika ditanya mengenai teknologi dan jaminan kesehatan bagi warga, Limbong mengelak dengan menyatakan bahwa hanya Tuhan yang bisa memberikan jaminan. ''Janganlah kita bicara tentang jamin-menjamin, itukan urusan Tuhan,''elaknya. Menurut Limbong, saat ini pihaknya dan Pemkab Bogor tengah mengusahakan agar penggunaan Bojong sebagai TPST bisa secepatnya direalisasikan. Limbong menyatakan setiap hari penduduk ibukota menghasilkan 6.000 ton sampah. Direncanakan sebanyak 1.500-2.000 ton sampah akan dikirim ke TPST Bojong. Namun warga tidak perlu khawatir, katanya, sebab konsep tempat pemusnahan sampah terpadu (TPST) mewajibkan berapapun banyak sampah yang dikirim kesana, harus langsung diolah hingga selesai. Limbong juga meminta agar warga lebih peduli terhadap sampah yang dihasilkannya. Menurutnya, semua orang adalah penghasil sampah, namun tidak banyak yang peduli pengelolaannya. Ia menambahkan, saat ini hanya terdapat enam ribu orang petugas kebersihan di DKI. Padahal, idealnya harus ada 20 ribu petugas kebersihan untuk mengurus sampah penduduk ibukota. Laporan : c02 Post Date : 26 Oktober 2004 |