TPST Bantargebang Butuh Rp 700 Miliar

Sumber:Suara Pembaruan - 26 Februari 2009
Kategori:Sampah Jakarta

[JAKARTA] Pemancangan tiang pertama pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, dijadwalkan pada 10 Maret 2009 mendatang. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo akan meletakkan batu pertama pembangunan pengelolaan sampah dengan teknologi modern itu.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bahruna kepada SP di Jakarta, Rabu (25/2). Menurut Eko, setelah kontrak dalam tiga bulan ini, investor sudah membuat desain dan mengurus perizinan pembangunan TPST. Sementara itu, Direktur Utama PT Godangtua Jaya sekaligus investor TPST Bantargebang, Rekson Sitorus mengatakan, pematangan lahan untuk pembangunan instalasi TPST sudah pada tahap finishing.

"Saya berharap pembangunan TPST ini sesuai jadwal. Kita menargetkan pembangunan instalasi ini selesai dalam dua tahun ke depan dan diharapkan sudah dapat beroperasi awal 2011," katanya.

Rekson menambahkan, lahan tambahan seluas 2,3 hektare yang menjadi kendala selama ini sudah dibebaskan. Sebelumnya, lahan itu dihuni ratusan keluarga yang mengakibatkan pemancangan tiang pertama pembangunan TPST ditunda. Seyogianya, pembangunan TPST sudah dimulai pada Januari 2009.

Wakil gubernur DKI Jakarta Prijanto beberapa waktu lalu mengatakan, pembangunan TPST Bantargebang masih sesuai jadwal. "Dalam kontrak antara Pemprov dan investor, pembangunan TPST sudah harus dilakukan Januari 2009. Kalau ada pengunduran, maka harus dicari tahu penyebabnya. Pembangunannya tidak boleh terlalu lama," kata Prijanto.

Sampah di TPST Bantargebang akan dikelola dengan teknologi tinggi. Pembangunan TPST menelan biaya sekitar Rp 700 miliar. Pembangunan dilakukan PT Godangtua Jaya yang bermitra dengan perusahaan asing. Sementara biaya pembangunan dibiayai investor. Sebelumnya, TPST Bantargebang bernama Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan adanya perubahan status itu, masalah pengelolaan sampah di Bantargebang akan terjawab.

Selama pembangunan pabrik, pengelolaan sampah sementara masih tetap dengan metode yang selama ini digunakan, yakni sanitary landfill. Setelah pembangunan instalasi selesai dan siap dioperasikan, maka pengelolaan sanitary landfill akan ditinggalkan. Pengelolaan sampah diganti dengan teknologi baru yang nantinya sampah akan diolah menjadi berbagai macam produk yang bermanfaat termasuk menghasilkan energi listrik 26 Mega Watt.

Sebelumnya, dalam tender internasional pengelolaan sampah di Bantargebang, Pemprov DKI memberikan gambaran umum mengenai TPA Bantargebang kepada investor lokal maupun asing. [HTS/Y-4]



Post Date : 26 Februari 2009