TPS Overload, Sampah Menggunung

Sumber:Koran Sindo - 12 Januari 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

SURABAYA (SINDO) – Kondisi kumuh akibat sampah tidak hanya terjadi di Kalimas. Di beberapa tempat penampungan sementara (TPS), tumpukan sampah juga tampak menggunung.

Bak sampah dibiarkan overload, hingga sampah meluber dan tercecer di jalan. Kondisi ini tak pelak mengundang keluhan masyarakat, khususnya warga di kawasan padat penduduk yang ditempati TPS umum. Ini seperti halnya di TPS Kembang Kuning.TPS ini cukup dekat dengan permukiman warga sehingga kerap mengganggu. Supardi, warga Kembang Kuning, bahkan mengaku kerap mengeluhkan sesak napas akibat polusi yang ditimbulkan oleh sampah- sampah ini.

Ini karena baunya yang busuk menyengat.“Tidak seharusnya TPS tersebut berada di kawasan ini lagi. Pasalnya, selain dekat dengan permukiman,kawasan tersebut dekat pula dengan situs sejarah Masjid Kembang Kuning,” keluhnya. Supardi menerangkan, kawasan Kembang Kuning mestinya menjadi salah satu ikon wisata sejarah karena keberadaan masjid tua itu. Namun gara-gara TPS, orang menjadi enggan datang dan mengaburkan situs sejarah tersebut.

Hal senada disampaikan Hariyadi, warga Jetis Kulon,Wonokromo. TPS yang berada di dekat rumahnya diakui cukup mengganggu. Namun, dia tidak mampu berbuat banyak lantaran keberadaan TPS tersebut untuk kepentingan banyak orang. “Mau bagaimana lagi, lha wong TPS ini untuk orang banyak.Kalau dibilang mengganggu, ya tentu sangat mengganggu. Siapa sih yang suka hidup di dekat sampah,”ujarnya.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Hidayat Syah memahami keluhan para warga itu. Namun, dia mengaku tidak berdaya. “Kami terkendala masalah lahan.Kalau masalah pembangunan, kami tidak ada masalah. Kami bisa anggarkan itu.Namun, lahan warga mana yang mau dijadikan pengganti.Kalau pihak kecamatan mau memberikan lahan,kami siap membangunnya.

Belum lagi harus ada persetujuan dengan warga sekitar,”tukasnya. Dia menerangkan, pada 2011 dia sudah bekerja sama dengan pemerintah pusat (Departemen Pe-kerjaan Umum) untuk memba-ngun TPS bawah tanah.Konsepnya,TPS akan ditanam di sepanjang pinggir jalan dengan kondisi tertutup.

“Luasnya sekitar 8–12 m2.Tempatnya semacam kontainer dan ditanam dalam tanah di sepanjang pinggir jalan. Jadi, orang tidak akan tahu bahwa mereka berjalan diatas bak sampah. Konsep ini kami adopsi dari luar negeri. Agar tidak menimbulkan bau sampah,akan kami semprotkan desinfektan secara rutin ke sampah tersebut,”paparnya.

Terkait dengan kerja sama ini, Surabaya rupanya menjadi pilot project persampahan di Indonesia. Bahkan, dalam waktu dekat pihak Departemen PU akan melakukan survei terkait lokasi uji coba pertama TPS dalam tanah tersebut. “Tahap pertama ada enam lokasi yang akan dijadikan proyek.Terkait lokasinya,saya belum bisa tentukan,” pungkasnya. (ihya’ ulumuddin)



Post Date : 12 Januari 2011