TPA Tanjungrejo untuk Pembuatan Pupuk Organik

Sumber:Jawa Pos - 14 April 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

KUDUS-Sejumlah kelompok tani di wilayah Jekulo saat ini sedang memfungsikan lahan tempat pembuangan akhir (TPA) Tanjungrejo sebagai pembuatan pupuk organik. Tak tanggung-tanggung, petani sudah dapat menghasilkan sekitar 70 ton pupuk organik.

Hal itu dikemukakan Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Jekulo, Sumani, saat ditemui di pendopo kemarin. Menurutnya, bersama-sama dengan 12 kelompok tani, pihaknya mengembangkan pupuk organik. "Ternyata kami bisa. Dengan lokasi di TPA Tanjungrejo yang sudah kami rintis sejak beberapa bulan lalu," ujarnya.

Lokasi lahan TPA yang digunakan, beber Sumani, sekitar tiga ribu meter persegi. Sebab, sampah di TPA memiliki potensi bagus dibuat sebagai pupuk. Terutama sampah rumah tangga yang dapat dijadikan kompos.

Untuk kualitas lebih bagus, jelasnya, sampah tadi dipilih yang paling lama ditimbun. Kemudian disaring dan dipilih. Setelah itu, prosesnya melakukan pencampuran beberapa bahan lainnya seperti dolomid, kotoran hewan, dan EM 4. "Hasilnya lumayan. Kami sudah menguji cobakan sekitar 1,5 hektare lahan persawahan," ungkapnya.

Yakni satu hektarenya berkisar 6-7 ton gabah kering panen (GKP). Kemudian dari harganya pun cukup terjangkau yakni Rp 35 ribu per kwintalnya. Jika di bandingkan harga pupuk anorganik, per kwintalnya sudah mencapai Rp 120 ribu, itupun sudah dalam harga subsidi.

"Harapannya memang seluruh petani memakai pupuk organik. Dan sekarang, kami pun tidak pernah menggunakan pupuk anorganik buatan pabrik," tambahnya.

Dengan adanya pengembangan ini, pihaknya juga berharap supaya pemerintah dapat merespon. Karena, tantangan selama pembuatan pupuk organik dari sisi permodalan. Sumani menegaskan jika modal yang didapat selama ini adalah swadana masing-masing kelompok tani.

"Setiap kelompoknya memberikan modal Rp 1 juta. Dan sekarang sudah terkumpul Rp 12 juta, Alhamdulillah semuanya bisa jalan," ujarnya. (hil/rus)



Post Date : 14 April 2009