BANDUNG(SI) – Kekhawatiran masyarakat soal kemungkinan terjadinya kembali Bandung lautan sampah,sangat mungkin terjadi.Pasalnya,Perum Perhutani Unit III Jabar-Banten sebagai pemilik lahan TPA Sarimukti,memberikan sinyal tidak akan memperpanjang kontrak kerjanya dengan Pemprov Jabar.
Meski tidak secara eksplisit,Perhutani diprediksi tidak akan melanjutkan kontrak kerja sama yang habis pada awal 2011 tersebut.Lahan tersebut selanjutnya akan direklamasi dan direhabilitasi dalam 1-2 tahun ke depan. ”Mengingat masih belum berakhirnya kerja sama, pelaksanaan reklamasi dan rehabilitasi belum diimplementasikan dan masih mencari metode yang tepat sesuai kondisi akhir TPA Sarimukti,tapi kami berencana menanami lahan tersebut dengan pohon jenis jati,”ungkapSekretarisUnitIII& LegalHead Perum Perhutani Unit III Jabar- Banten Agus Purwanto saat ditemui Seputar Indonesiadi ruang kerjanya di Jalan Soekarno Hatta,Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Hingga kini, belum ada kabar mengenai kelanjutan TPA Sarimukti di Dusun Cigeding, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat,Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang kontraknya habis pada awal 2011 tersebut.
”Kami juga belum mengetahui kelanjutan dari kerja sama yang kami jalin dengan pemprov. Nantinya, kemungkinan besar lahan yang digunakan untuk TPA itu akan dilakukan reklamasi dan direhabilitasi kembali,”kata Agus. Agus menjelaskan, pihaknya dan Pemprov Jabar bekerja sama menjadikan TPA Sarimukti sebagai tempat pengolahan sampah menjadi kompos. Kerja sama ini berlangsung sejak tanggal 4 Agustus 2006 yang tertuang dalam MoU No658.1/14/Desen dan 31/SJ/Dir/ 2006 tentang Kerja sama Pengelolaan Sampah menjadi kompos di Tempat Pengolahan Kompos (TPK) Sarimukti. Dari lahan seluas 21 hektare di petak 12 RPH Rajamandala,BKPH Padalarang,dan KPH Bandung Utara, ituhanya 14hektareyangdipakai sebagai TPS. Setiap harinya, tidak kurang dari 700 truk yang membuang sampah ke TPA tersebut.
Agus berharap kerja sama tersebut selain bisa menyelesaikan permasalahan sampah di wilayah sekitarnya, juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dari pengolahan sampah menjadi kompos. ”Kami sebagai pemilik lahan tetap membuka diri bila kerja sama tersebut akan dilanjutkan. Kami mengapresiasi kerja sama yang sudah terjalin selama ini terutama kepada Pemprov Jabar melalui Dishut (dinas kehutanan) yang telah berperan sebagai mediasi dalam pemanfaatan kawasan hutan sebagai TPA,”jelas dia. Diberitakan sebelumnya, hingga saat ini Pemkot Bandung,dalam hal ini PD Kebersihan Kota Bandung belum mempunyai alternatif lahan yang bisa digunakan sebagai TPA jika kontrak TPA Sarimukti berakhir pada 2011 nanti.
PD Kebersihan mengaku kesulitan mencari lahan pengganti. Pasalnya, di Kota Bandung sendiri tidak ada wilayah yang memungkinkan dijadikan TPA. Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di kawasan Gedebage, Kota Bandung,baru tahap perencanaansehinggabelumbisadipastikan kapan bisa beroperasi. TPA alternatif tersebut sangat mendesak dimiliki mengingat pembangunan PLTS Gedebage yang diklaim Pemkot Bandung bisa menyelesaikan persampahan akan melalui proses yang cukup lama. ”Masalah PLTS masih dalam kajian Bappenas.Karena itu,PLTS masih sangat panjang prosesnya.Tentunya harus disikapi dengan mencari lahan baru sebagai peng-ganti TPA Sarimukti sampai dengan proyek PLTS selesai,” kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Nanang Sugiri,beberapa waktu lalu.
Untuk mencari alternatif lahan tersebut, Nanang menegaskan, Pemkot Bandung tidak perlu mempermasalahkan dana karena DPRD pasti tidak akan mempersulit penggelontoran dana untuk TPA pengganti tersebut. ”Untuk PLTS yang nilainya hingga Rp30 miliar saja kami setujui,apalagi untuk lahan pengganti yang nilainya lebih kecil dari itu,”tandas Nanang. Karena itu,Nanang meminta PD Kebersihan untuk memberikan kinerja yang optimal terkait penanganan sampah, termasuk segera memberikan gambaran lahan alternatif TPA. ”Sebagai perusahaan yang mengacu pada pelayanan publik, seharusnya PD Kebersihan bisa bekerja lebih optimal terlebih PD kebersihan selama ini masih terus disubsidipemerintah,”pungkasnya. Wali Kota Bandung Dada Rosada sendiri mengaku kesulitan mencari lahan pengganti TPA Sarimukti.
Dada beralasan,wilayah Kota Bandung sudah sangat padat dan tidak ada lagi lahan yang bisa dijadikan alternatif TPA.”Pasir Impun yang dulunya dipakai sebagai TPA, sekarang sudah menjadi taman.Begitu halnya dengan eks TPA Cicabe. Tidak ada lagi lahan yang bisa dijadikan TPA, atau apakah mau lapangan Tegallega dijadikan TPA, kan tidak mungkin,” kata Dada di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum,beberapa waktu lalu.. Karena itu,Dada meminta Pemprov Jabar turun tangan terhadap perpanjangan masa kontrak antara Pemkot Bandung dan TPA Sarimukti.
”Gubernur harus turun tangan untuk menangani masalah TPA Sarimukti. Jika tidak,memang bukan mungkin terjadi lagi tragedi Bandung lautan sampah,”ungkap Dada. (irvan christianto)
Post Date : 24 Mei 2010
|