|
BANDUNG -- Beberapa hari menjelang berakhirnya masa pemakaian tempat pembuangan akhir (TPA) Cicabe dan TPA Pasir Impun, lokasi TPA pengganti belum ditentukan. Hingga kini, PD Kebersihan masih terus melakukan kajian pada tiga lokasi calon TPA pengganti. ''Ada beberapa TPA pengganti yang hingga saat ini masih dibahas,'' ujar Kepala PD Kebersihan Kota Bandung, Awan Gumilar, usai mengikuti upacara di Plaza Balaikota Bandung, Senin (25/4). TPA yang dimaksud adalah TPA Leuwigajah, TPA Cikancung, Garut dan TPA di Cipatat, Kab Bandung. Dijelaskan Awan, walaupun masa kontrak TPA Cicabe dan Pasir Impun akan berakhir pada 1 dan 8 Mei, tapi kajian tidak bisa dipercepat. Pasalnya, harus dilakukan koordinasi dulu dengan pemerintah daerah yang memiliki lokasi TPA tersebut. Mengenai keluhan warga Pasir Impun tentang pengangkutan sampah yang mencapai tiga kali lipat dari perjanjian awal, Awan mengatakan, hal itu sebagai suatu yang normal. Yang terpenting, kata dia, pengangkutan itu tidak dilakukan di atas pukul 22.00 WIB. ''Mau lebih dari itupun, asal tidak melebihi jam 10 malam, tidak masalah,'' katanya menandaskan. Sementara itu, pasca penyelenggaraan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Kota Bandung, Pemkab Bandung diminta mempertimbangkan kembali bantuan pengangkutan sampah ke Pemkot Bandung. Sejumlah LSM meminta pemkab lebih memprioritaskan penanganan sampah di daerahnya sendiri, ketimbang Kota Bandung. Ketua Komite Peduli Jawa Barat (KPJB) Kab Bandung, Lili Muslihat, mengatakan, pemkab harus segera menghentikan bantuan pengangkutan sampah Kota Bandung. Pasalnya, masih banyak sampah di Kab Bandung yang tidak terangkut. Misalnya, di Majalaya, Banjaran, dan Baleendah. Dipaparkan Lili, sekitar 60 persen dari 70 ribu meter kubik sampah di Kab Bandung, setiap bulannya tak terangkut. Karena itu pula, ia meminta agar pemkot memaklumi, bila warga Kab Bandung menginginkan penghentian bantuan tersebut. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Kab Bandung, H Nana Priyatna, membenarkan, bila bantuan pengangkutan sampah yang diberikan selama ini diprioritaskan untuk penyelamatan acara peringatan KAA. ''Dulu kami khawatir KAA terganggu oleh sampah. Setelah KAA berlangsung, mungkin masing-masing lagi,'' cetusnya. Di tempat terpisah, puluhan PKL Pasar Ciroyom, Bandung yang biasa berjualan di Jl Rajawali Timur dan Jl Jend Sudirman Senin (25/4) pagi mendatangi DPRD Kota Bandung. Mereka menuntut agar kembali diperbolehkan berjualan di lokasi tersebut. ( mus/san ) Post Date : 26 April 2005 |