|
INDRAMAYU, (PR). Warga Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu resah menyusul munculnya dugaan pembuangan limbah cair dari sejumlah industri ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) Pecuk yang terletak di Desa Panyindangan Kulon, kecamatan setempat. Limbah yang diduga berbahaya (limbah B3) itu, selama ini dibuang secara berkala dan kontinu. Menurut warga kepada "PR", Kamis (27/7), pembuangan limbah itu dilakukan hampir setiap hari secara diam-diam. Biasanya, truk pembawa sampah, disebut-sebut dari Pertamina, membawa limbah cair berwarna hitam itu masuk ke TPA pada sore hari setelah waktu salat zuhur. "Biasanya truk masuk antara pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB. Yang dibawa tidak hanya sampah biasa, tetapi juga benda cair berwarna hitam," ujar warga setempat. Benda cair yang diduga kuat sebagai limbah B3 itu disimpan dalam plastik berukuran besar. Menurut kesaksian warga, setelah sampah-sampah lain dibuang, limbah cair itu dibuang terakhir. "Lokasi pembuangannya juga terpisah. Truk itu membawa sampah organik bekas tumbuhan atau rerumputan. Setelah itu, baru cairan yang dibungkus plastik. Limbah itu dibuang dengan terlebih dulu membuka tali pembungkusnya," ujar M. Sidik (34), salah seorang warga Sindang kepada "PR". Dia menuturkan, dampak pembuangan limbah itu mulai terasa. Kalau malam hari, bau busuk sampah itu berbeda dengan sampah busuk umumnya. "Baunya saja lain, ada kaya baru cairan seperti minyak. Warga sering mual-mual kalau lewat," ujar dia. Sidik menuturkan, jika benar cairan itu limbah, tentu merupakan pelanggaran. Kantor Kebersihan dan Pertamanan (KKP) Indramayu berarti telah kecolongan, hal itu harus menjadi perhatian serius. "Bila benar cairan itu limbah ini pelanggaran serius. Kami khawatir kalau pembuangan limbah itu sudah sepengetahuan pejabat di KKP tapi didiamkan saja," ujar Sidik. Tak memerhatikan Para pemulung di TPA yang dikelola KKP Pecuk saat ditanyai juga membenarkan. Hanya, selama ini mereka tidak terlalu memerhatikan. "Kami tidak tahu cairan itu apa. Hanya warnanya hitam dan dibungkus plastik berukuran besar. Biasanya dibuang di sebelah," ujar seorang pemulung. Menurut para pemulung, cairan itu dibuang begitu saja di lokasi tumpukan sampah yang sudah dipadatkan. Truk yang disebut-sebut dari Pertamina itu, tidak pernah mau membuang cairan ke tempat yang biasa dipenuhi pemulung yang mencari sisa-sisa sampah untuk dijual dan didaur ulang. Sejumlah petugas di TPA Pecuk juga mengaku tidak tahu-menahu dengan pembuangan limbah cair. Hanya, memang secara berkala selain milik KKP, truk-truk dari industri, seperti Pertamina, PT Polytama dan banyak lagi, setiap saat masuk untuk membuang sampah. "Kami tidak tahu kalau di antara sampah itu ada yang berbentuk cair atau limbah," ujar petugas di TPA setempat. Kepala KKP, Ir. Sofyan Effendi tidak ada di ruangannya saat dikonfirmasi. Menurut stafnya, dia sedang ikut rapat di kantor pemkab. Jumana, salah seorang staf di kantor tersebut mengaku tidak tahu persis kalau ada pembuangan limbah ke TPA Pecuk. Dia akan segera melapor ke kepala kantor bila memang hal itu terjadi. "Saya tidak tahu persis. Tapi saya akan laporkan ke kepala kantor," ujar dia.(A-93) Post Date : 28 Juli 2006 |