|
TEGAL (SINDO) Pemkot Tegal akan membangun tempat pembuangan sampah akhir (TPA) modern berstandar nasional. Dengan alokasi anggaran sekitar Rp10 miliar, TPA modern ini bakal dilengkapi dengan instalasi pengolah limbah (Ipal), sarana perbengkelan, alat berat, jembatan timbang, dan sistem sanitary land field. TPA modern ini digagas karena produksi sampah di Kota Tegal kian hari kian bertambah. Sementara, saat ini selain TPA Mataram dengan sistem sewa, lokasi permanen lain belum dimiliki. Kepala Dinas Perkotaan Pemkot Tegal, A Sugeng Prihadi melalui Kasi Pengelolaan Sampah dan TPA, Sodikin, kemarin menyebutkan rata-rata dalam seharinya produksi sampah mencapai 700 meter kubik (m3). Padahal, tahun 2009 mendatang TPA Mataram habis masa sewanya. Pemkot mau tidak mau mulai mencari alternatif lokasi TPA permanen. Pertimbangan kami, di kota sudah tidak memungkinkan adanya tempat pembuangan sampah sehingga harus dipikirkan lokasi lainnya. Rintisan kami, 10 tahun ke depan TPA harus bebas pencemaran. Lokasi yang dipilih juga berupa lahan kosong, ungkapnya. Hasil pengkajian oleh Bapedda, akhirnya dipilih lokasi di Kel Kaligangsa Kec Margadana. Wilayah ini dinilai cocok karena jauh dari pemukiman penduduk. Lahan yang dipilih seluas 10-12 hektare (ha). Sebagian besar adalah lahan kosong dan areal tambak yang kurang produktif milik warga setempat. TPA permanen ini dibatasi dengan pagar hijau, area pembuangan per blok, dan sarana pengomposan yang canggih sehingga air limbah bisa dimanfaatkan menjadi pupuk, tambahnya. Untuk mematangkan rencana ini, Dinas Perkotaan telah melakukan studi banding antara lain ke TPA Piyungan Yogyakarta dan Bandar Gebang Bekasi. Sementara ini,TPA Mataram dinilai belum memenuhi standar nasional. Pihaknya berharap, rencana pembangunan TPA modern bakal terealisasi dengan sempurna. Kendala yang saat ini masih menghadang adalah proses pembebasan lahan milik warga. Tetapi nanti akan kami urus proses ganti ruginya, timpalnya lagi. Sementara, belum ada konfirmasi dari Pemkot Tegal. Kepala Kantor Informasi dan Humas Khaerul Huda saat ditemui sedang berada di luar kota. Sedangkan Kepala Kantor Pengendali Dampak Lingkungan (Kapedal) Agus Santoso yang dihubungi melalui telepon genggamnya tidak menjawab panggilan meski ponselnya aktif. (untung subejo) Post Date : 01 Agustus 2007 |