TPA Leuwisisir Terkatung-katung

Sumber:Pikiran Rakyat - 23 Desember 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

KARAWANG, (PR).- Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Leuwisisir yang terletak di Desa Leuwisisir Kec. Teluk Jambe Barat, Kab. Karawang, hingga kini nasibnya terkatung-katung.

Berdasarkan laporan pemeriksaan BPK, tidak dioperasikannya TPA Leuwisisir dikarenakan kurang matangnya perencanaan pembangunan projek tersebut.

Namun Dinas Cipta Karya Kab. Karawang beralasan belum dioperasikannya TPA sampah Leuwisisir dikarenakan akses jalan masuk belum terbangun dan masih terhambat masalah pembebasan lahan.

Menurut Kepala Dinas Cipta Karya Kab. Karawang Talim Taryudi, akses menuju lokasi pembuangan sampah hanya cukup dilalui oleh satu truk pengangkut sampah. "Hingga kini masalah pembebasan lahannya belum selesai," ujarnya, Senin (22/12) kemarin.

Untuk pelebaran akses jalan dari Dusun Cibeureum Desa Karangligar sampai Dusun Leuwisisir, Desa Marga Mulya itu, Pemkab Karawang mengalokasikan dana Rp 1,1 miliar. Dana tersebut diajukan ke Pemprov Jawa Barat sebesar Rp 700 juta dan Pemkab Karawang Rp 400 juta.

Projek penataan TPA Leuwisisir untuk pembuangan sampah dari wilayah Karawang dan Rengasdengklok mulai dikerjakan pada 4 Juli 2007 dan berakhir pada 1 September 2007 atau pekerjaan selama 60 hari.

Hal itu sesuai dengan kontrak kerja yang dilaksanakan oleh CV Enggal Family. Sementara itu, biaya pembangunan yang bersumber dari APBD Karawang sebesar Rp 708.999.999,00. Rencananya lokasi TPA sampah itu akan mulai dioperasikan pada tahun 2008.

Ketika disinggung mengenai kurangnya perencanaan dalam pembangunan lokasi pembuangan sampah itu hingga tertundanya pengoperasian, Talim membantahnya. Menurut dia, keterlambatan itu sejak pembebasan lahan tahap pertama. "Tahap pertama sudah selesai, kini mandek lagi di tahap kedua," katanya.

Belum dioperasikannya lokasi itu juga menyebabkan kondisi TPA Leuwisisir rusak dimakan usia. Talim mengatakan untuk merawatnya dilakukan sekaligus saat pengoperasian dengan dana yang ada.

Dialihkan

Sementara itu, Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kab. Karawang menyarankan agar lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Leuwisisir yang dialihkan. Pasalnya, pembangunan akses jalan menuju lokasi tersebut merupakan wilayah rawan banjir.

Menurut Kepala Dinas BMP Kab. Karawang Iyet Dimyati, Senin (22/12), setiap musim hujan di wilayah Teluk Jambe Barat dan Timur selalu terendam banjir. "Itu karena akses masuk ke lokasi berdekatan dengan pertemuan sungai Cibeet dan Citarum. Lalu, saat kedua sungai itu meluap, terutama saat musim hujan, jalan ikut terendam," katanya.

Faktor alam jugalah yang menghambat kerja Dinas BMP menyelesaikan pembangunan akses jalan sepanjang 12 kilometer dengan alokasi dana sebesar Rp 600 juta tersebut.

Selain itu, Iyet menyebutkan kalau dipaksakan dibangun, maka bisa saja saat hujan dan banjir sampah itu diangkut. "Namun kalau mampet di sungai, malah bikin banjir tambah besar," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Cipta Karya Kab. Karawang Eneng Setiyamah, menyebutkan adanya TPA Leuwisisir akan membantu mengurangi volume sampah yang tidak terangkut selama ini.

Volume sampah yang tidak terangkut setiap harinya mencapai 40 meter kubik. Sedangkan volume sampah per hari di Karawang mencapai 300 m3. (A-153)



Post Date : 23 Desember 2008