TPA Leuwisisir Siap Dioperasikan

Sumber:Pikiran Rakyat - 11 Januari 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

KARAWANG, (PR).- Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jalupang di Kec. Kotabaru, diprediksi mampu menampung sampah dari 30 kecamatan di Kab. Karawang hingga setahun ke depan. Pemkab Karawang pun, kini tengah mempersiapkan pengoperasian TPA Leuwisisir yang sempat vakum bertahun-tahun.

Kepala Bidang Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Dinas Cipta Karya, Agus Sugiono mengatakan, daya tampung TPA Jalupang masih bisa dipertahankan hingga setahun ke depan. TPA Jalupang hanya mampu menampung 480 meter kubik sampah, yang diangkut dengan 37 armada setiap harinya. "Sementara jumlah produksi sampah setiap harinya mencapai 3.200 meter kubik," ujar Agus, Senin (10/1).

Agus mengakui, kapasitas TPA Jalupang jauh dari cukup jika dibandingkan dengan produksi sampah setiap harinya. Oleh karena itu, mulai 2011 TPA Leuwisisir di Desa Leuwisisir Kec. Telukjambe Barat Kab. Karawang akan dioperasikan. "Dengan demikian, penumpukan sampah akan dapat dikurangi," katanya.

Pembangunan TPA Leuwisisir sempat memicu protes dari warga Desa Cipayung Kec. Cikarang Timur, Kab. Bekasi. Mereka menganggap pengoperasian TPA di wilayah tersebut malah akan menimbulkan banjir, karena ketinggian permukiman warga lebih rendah dari TPA yang dipisahkan oleh Su-ngai Cibeet.

Dalam perencanaannya, TPA Leuwisisir memiliki penampungan sampah dengan panjang 37 meter dan lebar 3 meter di lahan seluas 10,5 hektare. Ukuran tersebut diperkirakan mampu menampung 600 meter kubik sampah. Ditambah dengan daya tampung TPA Jalupang, tetap tersisa sekitar 2.120 meter kubik sampah di Kab. Karawang yang tidak terangkut.

Sementara itu, Agus juga mengakui di TPA Jalupang kini tengah ada penumpukan sampah. Hal itu dikarenakan lambatnya penghancuran sampah dengan cara diba-kar. Agus mengatakan, penyebab kelambatan tersebut adalah faktor cuaca. "Kalau terus diguyur hujan, sulit bagi kami untuk menyelesaikan pembakaran," ujarnya.

Petugas TPA Jalupang, Jajang (57) mengatakan, karena cuaca yang lembab dia mengalami kesulitan untuk melakukan pembakaran sampah. Dengan demikian, hampir sepanjang 2010 lalu, dia tidak melakukan pembakaran dengan maksimal. Padahal, saat kondisi cuaca normal, setiap dua bulan sampah dibakar.

Jajang mengatakan, dalam sehari sampah bisa masuk ke TPA Jalupang sekitar 50 truk dengan kapasitas sekitar 4 ton per truk."Tingginya sekarang lebih dari 7 meter, biasanya tidak sampai menggunung setinggi ini, paling setengahnya dari sekarang. Cuma, karena musim hujan yang berkepanjangan, kita sulit untuk melakukan pembakaran," kata Jajang.

Salah seorang pemulung, Asan (40) mengatakan, dia merasa khawatir tertimpa tumpukan sampah ketika memungut sampah yang dibuang di TPA Jalupang. Ketinggian sampah di TPA Jalupang kini lebih dari tujuh meter. Hal itu dikarenakan sampah dibiarkan menumpuk tanpa dihancurkan. "Jalanan pun menjadi sempit akibat sampah yang meluber," katanya. (A-153)



Post Date : 11 Januari 2011