|
CIMAHI(SINDO) – Setelah lebih dari dua tahun ditutup, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah,Cimahi, kemungkinan akan digunakan kembali. Pihak Pemkot Cimahi masih melakukan kajian agar pembukaan TPA Leuwigajah tidak merugikan warga sekitar, tetapi harus memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Sekda Kota Cimahi Encep Saefuloh mengatakan, pengoperasian TPA Leuwigajah adalah salah satu alternatif dari pihak provinsi yang sedang menyiapkan beberapa pilihan TPA. Menurut Encep, hal ini sebagai antisipasi jika kerja sama penggunaan lahan Perhutani di Desa Sarimukti,Kabupaten Bandung Barat, berakhir. “Jika TPA Sarimukti kembali beroperasi, harus dipikirkan teknologi apa yang akan digunakan. Sebab, oven dumping sudah tidak akan bisa dilakukan,”tuturnya kepada SINDO. Mengenai penolakan dari warga sekitar jika TPA Leuwigajah kembali dioperasikan, Encep menegaskan, sebelumnya perlu dilakukan sosialisasi terlebih dulu.Yang jelas, aspek keamanan menjadi prioritas dan harus ada nilai lebihnya bagi masyarakat.“ Masyarakat harus diuntungkan, jangan hanya mendapat sisi kurang mengenakkan saja,”tambahnya. Ketua Kampung Adat Cireunde Asep Abas tetap bersikukuh bahwa pihaknya menolak pembukaan kembali TPA Leuwigajah.Kesan kotor dan bauyangtelahakrab selama20 tahun dengan warga Cireunde jangan sampai kembali terjadi. Apalagi, saat ini warganya sedang menikmati masa-masa hidup setelah bebas dari belenggu aroma bau busuk sampah.“ Kami menolak jika TPA itu kembali difungsikan. Apakah tidak ada cara lain untuk memanfaatkan lahan itu selain untuk TPA?”katanya. Seperti diberitakan SINDO sebelumnya,Wali Kota Cimahi Itoc Tochija sudah memberikan lampu hijau persetujuan jika TPA Leuwigajah akan dibuka kembali. Pasalnya, daripada lahan seluas 60 hektare itu tidak termanfaatkan, lebih baik kembali digunakan menjadi TPA. Tetapi, ada syarat-syarat keamanan yang harus diperhatikan agar bencana yang dulu sempat terjadi dan memakan korban jiwa kembali terulang. “Saya setuju jika Leuwigajah kembali difungsikan sebagai tempat pengolahan sampah.Tetapi,teknologinya harus tepat untuk meminimalisasi dampak negatif yang bisa ditimbulkan,”ujar Itoc. Sejauh ini Itoc mengaku belum mendapatkan koordinasi dari pihak provinsi terkait munculnya wacana pembukaan kembali TPA Leuwigajah sebagai alternatif tempat pembuangan sampah.Sebab, yang dia tahu,pihak provinsi masih melakukan studi kajian di beberapa tempat seperti Legoknangka Nagreg, Gedebage, Sarimukti, termasuk Leuwigajah. (adi haryanto) Post Date : 27 Januari 2009 |