TPA Leuwigajah Bakal Difungsikan

Sumber:Kompas - 17 November 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Barat, Kompas - Sebagian warga Kampung Cibungur, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, mencurigai adanya upaya sistematis untuk memfungsikan kembali Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah. Kecurigaan itu menguat menyusul adanya pembangunan benteng saluran drainase tak jauh dari lokasi TPA Leuwigajah, Jumat (16/11).

Anang Suherli (73), tokoh masyarakat Kampung Cibungur, mengungkapkan, Kepolisian Sektor Batujajar dan Komando Rayon Militer (Koramil) Batujajar tanpa berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan warga sekitar TPA tiba-tiba mengumpulkan warga untuk diminta menjadi pekerja pembangunan benteng. "Mestinya ada musyawarah dulu dengan kami, karena ini menyangkut masa depan warga," ujarnya.

Sebelumnya, menurut Ade Toha (50), warga RT 01 RW 10 Desa Batujajar Timur, pernah dilakukan sosialisasi dari Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Jawa Barat tentang pembangunan itu. Tapi, warga menolak jika tanpa perjanjian tertulis bahwa TPA Leuwigajah tidak akan difungsikan kembali.

Warga lebih menginginkan lahan TPA dialihfungsikan. Mereka tidak mau menghirup bau tak sedap dari sampah. "Kami tidak mau menjadi korban tumpukan sampah," ujarnya. Siap berdialog

Abdulah (55), warga lainnya, mengatakan, belum ada kesepakatan tentang harga ganti rugi tanah. "Mereka menawarkan harga Rp 700.000 per tombak, tapi saya masih belum setuju. Saya tidak mempermasalahkan pembangunan drainase itu asalkan diberi ganti rugi yang layak," ujar Abdulah, yang sebidang tanah miliknya terkena proyek drainase.

Ratusan warga yang dipekerjakan PT Mujur Majalengka dan PT Utama Karya mulai bekerja melebarkan saluran air. Kegiatan itu dijaga puluhan aparat kepolisian dan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Koramil Batujajar.

Komandan Koramil Batujajar Kapten Sudjani mengatakan, tidak benar bahwa rencana pembangunan drainase ini tidak diawali dengan musyawarah. Dalam musyawarah itu disosialisasikan rencana pembangunan benteng. "Kami sudah tiga kali bermusyawarah, dan ada perwakilan warga yang ikut. Kalau ada yang kurang paham, kami siap berdialog," ujarnya.

Sudjani juga membantah penjagaan polisi dan TNI itu terkait dengan upaya mengatisipasi aksi penolakan warga. "Penjagaan itu semata-mata karena daerah pembangunan berada di dalam teritorial Koramil Batujajar," tegasnya.

Dia juga membantah jika proyek itu bagian dari rencana pembukaan kembali TPA Leuwigajah. "Itu tidak benar. Terlalu jauh kalau dikatakan pembangunan benteng ini untuk memfungsikan lagi TPA," kata Sudjani. (MHF/THT)



Post Date : 17 November 2007