|
Bandung, Kompas - Meskipun Tempat Pembuangan Akhir Cicabe sudah beroperasi, namun belum memadai menampung seluruh tumpukan sampah. Untuk itu, Pemerintah Kota Bandung berencana membuka kembali TPA Jelekong. Sekarang, kami sedang meminta kepada warga masyarakat dan Bupati Bandung untuk membuka kembali TPA Jelekong. Sebagian warga sudah menyetujui untuk membuang ke sana, kata Maman Suparman, Sekretaris Daerah Kota Bandung, di sela-sela acara kampanye makanan antiformalin, Jumat (13/1). Maman menambahkan, dengan beroperasinya TPA Jelekong nanti dapat dijadikan mata pencarian bagi warga Jelekong, terutama para pemulung. Inilah salah satu alasan warga menyetujui dibukanya TPA Jelekong. Namun, Maman juga tidak menyangkal kalau TPA menimbulkan polusi. Untuk itu, lanjut Maman, Pemerintah Kota Bandung berupaya memperbaiki infrastruktur TPA Jelekong untuk mengurangi dampak yang menimpa masyarakat sekitar. Antara lain adalah perbaikan saluran air lindi dan kolam air lindi. Sekarang sudah terdapat tiga kolam air lindi, sebelumnya hanya satu. Dengan demikian, diharapkan air yang mengalir akan lebih baik kualitasnya, tandas Maman. Perbaikan infrastruktur ini dibantu Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Jawa Barat. Mengenai pembuangan kembali ke TPA Jelekong, Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan tidak akan dilakukan seintensif dulu lagi. Jumlahnya mungkin akan dikurangi. Tapi, semua itu tergantung warga, tambah Dada. Maman menjelaskan, hanya sekitar 100 rit atau 1.000 meter kubik sampah per hari yang dibuang ke TPA Jelekong nantinya. Sementara itu, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung Muchsin Al-Fikri menjelaskan, berdasarkan pantauan Komisi C beberapa waktu lalu, masih terdapat lahan kosong di TPA Jelekong. Lahan ini sangat memadai untuk dibuangi sampah. TPA Citatah Perbedaan sikap antara warga Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, yang menolak rencana pembangunan pengelolaan sampah dan PT Bandung Raya Indah Lestari (BRIL) selaku pengembang semakin kental. Dalam hari yang sama, Jumat kemarin, dua belah pihak menggelar pertemuan di tempat berlainan. Agenda pertemuan dari PT Bandung Raya Indah Lestari adalah menyosialisasikan rencana PT BRIL untuk pembangunan tempat pengelolaan sampah di Desa Citatah. Yosef Sunaryo, Komisaris PT BRIL, menawarkan konsep pengelolaan sampah yang modern di Kampung Cimerang atau di RW 12, Desa Citatah. Dia menjanjikan di lokasi tersebut akan berdiri tempat lokasi pengolahan sampah senilai ratusan miliar rupiah dalam dua tahun. Untuk sementara sampah yang masuk akan ditangani secara sanitary landfill, karena kondisi Kota Bandung yang darurat sampah, ucap Yosef di hadapan Muspika Cipatat. (d07/d15) Post Date : 14 Januari 2006 |