TPA Galuga Longsor

Sumber:Pikiran Rakyat - 17 Maret 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BOGOR, (PR).- Tebing beton di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Kampung Lalamping,  Kec. Cibungbulang, Kab. Bogor longsor pada Selasa (16/3). Empat pemulung tewas tertimbun longsoran dan tujuh lainnya mengalami luka-luka.

Keempat korban yang tewas adalah  Komaruddin (17) warga Cimangir, Yanto (14) warga Lalamping, Wahyu (14) warga Lalamping, dan Tirta (11) warga Lalamping. Keempat korban yang masih remaja pada saat kejadian tengah memunguti sampah di TPA.

Menurut pemantauan langsung di lokasi kejadian, dinding beton TPA yang longsor berada di pintu utama TPA yang jaraknya sekitar dua kilometer dari Jalan Raya Cibungbulang-Bogor. Dinding yang menahan areal parkir truk untuk membuang sampah tingginya sekitar lima meter. Pada saat longsor, sebuah mobil truk tengah membuang sampah. Sementara di bawahnya ada pemulung yang sedang memunguti sampah hasil buangan.

Sejumlah saksi mata menceritakan, pada pukul 15.00 WIB, mobil truk yang membawa sampah asal Kota Bogor masuk ke dalam areal parkir yang luasnya sekitar dua ratus meter persegi. Sebagaimana lazimnya, melalui areal parkir tersebut, truk langsung membuang sampah ke bagian bawah atau jurang yang kedalamannya sekitar lima meter.

Mengetahui truk membuang sampah, sejumlah pemulung langsung menunggu di bagian bawah dengan tujuan untuk memunguti sampah-sampah untuk dijual. Ketika sedang dalam pembuangan sampah dari truk tersebut, tiba-tiba lapisan dinding beton longsor dan seketika menimpa semua pemulung yang ada di bawah.

Kejadian seketika tersebut cukup mengejutkan. Sebelas pemulung tertimpa beton dinding bersama tumpukan sampah. Mengetahui kejadian tersebut, warga setempat langsung datang ke lokasi kejadian. ”Kejadian longsor dinding beton sangat cepat dan langsung menimbun pemulung,” kata Rainun, warga setempat yang ikut melakukan  evakuasi.

Beruntung di lokasi TPA ada dua alat berat yang sehari-hari digunakan untuk meratakan sampah. Alat itu digunakan langsung untuk mencari seluruh korban yang tertimbun.

Evakuasi yang dilakukan warga setempat dibantu para aparat berlangsung cukup cepat. Sekitar satu jam  evakuasi, ditemukan empat orang yang sudah tidak bernyawa. Setelah ditemukan, korban Yanto, Wahyu, Tirta dan Komaruddin, langsung dilarikan ke rumah sakit 24 jam yang letaknya di Jalan Raya Cibungbulang atau sekitar dua kilometer dari TPA. Namun nahas, keempat orang itu sudah tak bernyawa lagi.

Sementara tujuh korban lagi ditemukan warga dalam keadaan luka-luka berat. Ketujuh pemulung tersebut adalah  M. Yani (20), Wardi (16), Endang (13), Irfan (11), Eri, Imam, dan Titin. Ketujuh orang itu dibawa ke RS Leuwiliang yang jaraknya sekitar tujuh kilometer dari lokasi kejadian.

Lima bulan

Longsornya dinding beton areal parkir truk pembuang sampah tersebut cukup mengejutkan. Berdasarkan informasi yang diperoleh ”PR”, dinding beton tersebut baru berusia lima bulan. ”Dinding beton pelapis dinding parkir baru berusia lima bulan. Tetapi, aneh juga kenapa bisa longsor,” kata Harianto S., warga setempat.

Menurut pengamatan ”PR”, dinding beton tersebut dibangun dengan kondisi tegak lurus. Dinding yang longsor panjangnya sekitar 5 meter. Pada saat longsor, terlihat bebatuan yang masuk ke dalam areal sampah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Bogor Hj. Nurhayanti yang langsung meninjau lokasi kejadian mengatakan, pihaknya mengaku terkejut dengan kejadian longsor tersebut. Apalagi, beberapa waktu lalu juga terjadi longsor meski lokasinya berbeda. ”Kami turut prihatin dengan kejadian tersebut. Untuk itu, seluruh korban akan diberikan bantuan oleh Pemerintah Kab. Bogor dalam bentuk santunan dan pengobatan,” katanya.

Tentang kejadian longsor tersebut, menurut Nurhayanti, pihak Pemkab Bogor akan membicarakan dengan Pemerintah Kota Bogor. Sebab, lokasi TPA merupakan kewenangan Pemkot Bogor dalam pengelolaan dan sebagian besar sampah yang dibuang berasal dari kota Bogor. ”Kami akan duduk bersama dengan Pemkot Bogor untuk membicarakan kejadian tersebut dan bagaimana langkah antisipasi ke depan sehingga jangan sampai ada korban jiwa atau kejadian lagi di TPA Galuga,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Tomex Kurniawan di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya langsung memasang garis polisi di areal parkir truk yang menjadi lokasi kejadian. ”Proses penyelidikan langsung dilakukan dengan meminta keterangan para saksi. Dan akan dimintai juga keterangan dari pengelola TPA,” ucapnya.

Menurut Kapolres, setelah melihat dinding beton yang longsor, tampak bahwa struktur dan fondasinya tidak kuat. Ditambah lagi beban kendaraan truk yang parkir di atasnya cukup berat. Bahkan, dengan kondisi cuaca yang sering hujan, maka peristiwa tersebut gampang terjadi. Untuk itu, lokasi pembuangan di pintu satu ditutup sampai dilakukan perbaikan oleh pemerintah daerah.

Menjawab pertanyaan tentang usia bangunan dinding beton yang baru lima bulan sudah terjadi longsor, Kapolres mengungkapkan, hal itu termasuk yang akan diselidiki apakah ada faktor kelalaian, dan apakah faktor keamanan sudah dipertimbangkan atau belum.

TPA Galuga yang jaraknya sekitar dua puluh kilometer dari pusat Kota Bogor terletak di Kec. Cibungbulang, Kab. Bogor. Selama ini, TPA tersebut menjadi tempat pembuangan sampah Kota Bogor. Meski pembuangan sudah dilakukan bertahun-tahun, keberadaan TPA tersebut selalu mengundang protes warga setempat. Bahkan, telah berkali-kali terjadi pemblokiran.

Selain itu, pada 19 Februari lalu, di lokasi TPA tersebut terjadi longsor tebing yang mengakibatkan sampah yang berada di atasnya terbawa longsor dan menimbun lima hektare sawahn milik warga setempat.  (A-134)



Post Date : 17 Maret 2010